Ceramah di Ponpes Mabadi’ul Ihsan Banyuwangi, Yusuf Mansur Sebut Pesantren Adalah Sekolah Para Raja

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Yusuf Mansur berceramah di lingkungan Pondok Pesantren Mabadi’ul Ihsan Banyuwangi pada Jumat 12 Agustus 2022 kemarin. FOTO/Dok. Ponpes Mabadi'ul Ihsan

BANYUWANGI Yusuf Mansur atau lebih akrab dipanggil dengan sebutan UYM mengatakan pesantren adalah sekolah bagi para raja saat berceramah di lingkungan Pondok Pesantren Mabadi’ul Ihsan Banyuwangi pada Jumat 12 Agustus 2022 kemarin.

Di Pondok Pesantren yang terletak di Karangdoro, Tegalsari, Banyuwangi itu, UYM menjelaskan keyakinannya pada para santri bahwa dari rahim pesantren akan lahir raja-raja atau para pemimpin yang akan menjadi penguasa dunia maupun akhirat.

ADVERTISEMENTS

“Penguasa itu bisa dalam konteks penguasa ekonomi seperti para pengusaha, penguasa ilmu seperti misalnya cendekiawan, maupun penguasa politik seperti pemimpin bangsa dan negara,” sebut Yusuf Mansur.

ADVERTISEMENTS

Karena menurutnya, Hal itu disebabkan di dalam pesantren, para santri akan diajarkan akan ilmu warisan para nabi yang bisa menaklukan dunia.  Ilmu menurut Yusuf Mansur, merupakan esensi dari isi surat Yusuf ayat 1 hingga ayat 90.

ADVERTISEMENTS

“Ilmu penakluk dunia yang diajarkan pada para raja di setiap pesantren itu adalah ilmu taqwa, ilmu sabar, dan ilmu berbuat baik” timpalnya lagi.

ADVERTISEMENTS

Di pesantren Mabadi’ul Ihsan ini, Ayah dari Wirda Mansur ini juga menjelaskan kisah hidup Nabi Yusuf yang bangkit dan menjadi petinggi di Mesir setelah dicampakan oleh saudara-saudaranya di sumur tua.

ADVERTISEMENTS

“Saat Nabi Yusuf tidak memiliki apapun di dalam sumur tua, Nabi Yusuf memegang erat tiga ilmu ini. Nabi Yusuf tetap menjalankan ilmu taqwa, ilmu sabar, dan ilmu berbuat baik,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS

Nabi Yusuf, sambungnya lagi, tetap bertaqwa dan yakin bahwa Allah pasti akan menolong hambanya yang membutuhkan pertolongan.

“Untuk itu, Nabi Yusuf tetap bertahan dalam kesabaran dan berbuat baik dengan selalu berpikiran positif. Akhirnya, Nabi Yusuf ditolong oleh kabilah yang dikemudian hari mengubah seluruh kehidupannya,” sebut Yusuf Mansur.

Yusuf Mansur juga menambahkan, kata dia, saat Nabi Yusuf menjadi pembesar di Mesir, ia pun tetap memegang teguh ilmu taqwa, ilmu sabar, dan ilmu berbuat baik.

“Nabi Yusuf tidak berubah menjadi sombong dan berusaha membalas dendam pada para saudaranya yang telah membuatnya celaka. Untuk itu, Nabi Yusuf mendapatkan kemuliaan yang lebih tinggi di sisi Allah,” jelasnya.

Kisah hidup Nabi Yusuf ini diceritakan UYM pada para santri agar para santri bisa memanfaatkan kesempatan saat menjalani pendidikan di pondok pesantren untuk mengasah tiga ilmu ini.

“Dengan begitu, setelah lulus dari jenjang pendidikan pesantren, para santri bisa mengamalkan tiga ilmu mulia ini dengan baik sehingga bisa menjadi para raja dan ratu yang memiliki hidup mulia di dunia dan akhirat,” tutup Yusuf Mansur.[]

Exit mobile version