Dahmer Monster: The Jeffrey Dahmer Story Kisah Nyata Pembunuh Berantai Gay dan Kanibal

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Netflix kembali merilis mini series biografi di bulan September ini. Kali ini adalah biografi Jeffrey Damer, seorang pembunuh berantai homoseksual, yang telah memakan korban 17 orang remaja pria dan dewasa. Mereka termutilasi dan beberapa bagian tubuhnya dimakan oleh Jeffrey Dahmer. Ini menjadikan Dahmer salah satu sosok pembunuh tersadis.

Judulnya Dahmer Monster: The Jeffrey Dahmer Story, merupakan garapan sutradara Ryan Murphy dan Ian Brennan. Menampilkan juga Evan Peters, Richard Jenkins, dan Niecy Nash sebagai bintangnya.

ADVERTISEMENTS

Film Dahmer Monster: The Jeffrey Dahmer Story ini, diceritakan dari sudut pandang korban, beserta keluarga mereka yang menuntut keadilan.
Kebanyakan korban yang dibunuh oleh Dahmer adalah para laki-laki gay dan juga orang berkulit hitam. Selain homoseksual, psikopat, Dahmer diindikasikan juga rasis.

ADVERTISEMENTS

Dahmer Monster: The Jeffrey Dahmer Story. (IST)

ADVERTISEMENTS

Menariknya, Dahmer selalu lolos dari kejaran para polisi yang melakukan investigasi dari kasus pembunuhannya. Melalui 10 episode pada serial ini, penonton akan dihadapkan dengan cerita kriminal kelam. Kesadisannya bikin bergidik. Sebuah kisah nyata yang mencengangkan.

ADVERTISEMENTS

Dalam interogasinya dengan psikolog selepas ditahan, Dahmer mengakui bahwa tubuh yang telah mati, dan memutilasi orang dapat membuat dia terangsang. Sementara itu, autopsi yang dilakukan pada korban yang ditemukan dari apartemennya mengungkapkan bahwa Dahmer telah mengebor lubang di tengkorak korbannya — saat mereka masih hidup.

ADVERTISEMENTS

Dahmer mengakui bahwa dia telah bereksperimen – dengan memvariasikan jumlah dan ukuran lubang bor, dan cairan yang kemudian disuntikkannya ke otak korbannya, dia ingin mengubahnya menjadi “budak seks zombie.”

ADVERTISEMENTS

Ketika akhirnya Dahmer tertangkap, Psikiater forensik Dr. George Palermo menghabiskan lebih dari 12 jam untuk mewawancarai Jeffrey Dahmer. Melalui Chicago Tribune, ia menyimpulkan bahwa Dahmer sangat cerdas, tenang secara emosional, dan pemikirannya logis serta rasional. Dahmer tewas di penjara. Dibunuh oleh seoang napi berkulit hitam.

 

Sumber: Tabloidbintang

Exit mobile version