“Namun demikian, konstalasi politik Jawa Timur masih dinamis. Momentum 1,5 bulan ke depan bisa dimanfaatkan oleh masing-masing paslon untuk mengonsolidasikan kekuatan politiknya,” ujarnya.
“Mengingat Jatim adalah battle field terbuka dalam Pilpres, maka jika ada paslon bisa menggabungkan mayoritas jaringan politik nasionalis dan politik santri di Jatim, besar kemungkinan Paslon itu akan memenangkan kontestasi Pilpres di tingkat nasional,” sambungnya menjelaskan.
Terpisah, menyikapi dukungan Gubernur Jatim, Khofifah ke Prabowo-Gibran, Capres dari nomor urut 1, Anies Baswedan malah mengungkapkan kunci dan optimis kemenangannya di Jatim untuk Pilpres 2024.
Bahkan, dia secara gamblang aku dirinya justru semakin pede di Jatim bisa menang. Hal itu lantaran, kata Anies, di Jawa Timur masyarakatnya menginginkan sebuah perubahan. “Kalau di Jatim kami makin optimis insyaallah dukungannya makin luas untuk perubahan.
Karena yang diharapkan oleh masyarakat Jatim apalagi adalah keinginan perubahan,” pungkas Anies kepada wartawan di Samarinda, Kamis (11/1/2024).
Selain itu, Anies tetap menghormati pilihan politik Khofifah. Dia menjelaskan bahwa pesta demokrasi itu tidak melulu kemenangan ada di tangan sosok yang melekat dengan daerahnya.
Rakyat, kata Anies, yang menjadi penentu kemenangan. Selain itu, rakyat akan memilih berdasarkan program yang digagas kontestan.
“Ini bukan sekadar orangnya tapi tentang apa yang akan dilakukan lima tahun ke depan dan keinginan perubahan itu makin hari makin kuat,” beber Anies