Minggu, 17/11/2024 - 01:34 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Detik-Detik Kematian Brigadir J, Bharada E Ngaku Beri Tembakan Terakhir Saat Almarhum Dalam Posisi Berlutut, Begini Kronologinya…

BANDA ACEH -Temuan janggal luka tembakan di belakang kepala Brigadir Yosua atau Brigadir J setelah dilakukan hasil autopsi ulang, banyak yang mempertanyakan bagaimana Brigadir J bisa tertembak di belakang kepala dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022) silam. 

Detik-Detik Kematian Brigadir J, Bharada E Ngaku Beri Tembakan Terakhir Saat Almarhum Dalam Posisi Berlutut Pengacara Bharada E, Andreas Nahot Silitonga mengatakan bahwa berdasarkan pengakuan kliennya saat penembakan terjadi, Bharada E melepaskan tembakan balik demi membela diri. 

Menurutnya, saat itu kliennya juga sangat ketakutan karena dibrondong tembakan oleh Brigadir J. ¨Pada saat dalam suasana hidup dan mati gitu loh yang ada kita akan membela diri. 

Pada saat tembakan pertama, kedua, ketiga dia enggak tahu itu arahnya ke mana kena atau enggak, tidak bisa dia pastikan,” kata Andreas dikutip dari VIVA. Lalu, pada detik-detik terakhir ketika Brigadir J dalam posisi berlutut, almarhum membuat gerakan yang dianggap mengancam oleh Bharada E sehingga diberikan tembakan terakhir kali yang menewaskan Brigadir J.

 ¨Yang disampaikan kepada saya pada saat dia sudah Katakanlah di kondisi terakhir itu masih berlutut dia, itu masih berlutut masih ada gerakan yang kira-kira dalam pertimbangan orang yang sedang ada di situ, itu bukan pertimbangan logis yang normal gitu yang bisa kita ini dia mau ngapain ya ini mau nembak apa mau jatuh,” sambung Andreas Nahot Silitonga. 

Andreas lalu menjelaskan bahwa Bharada E bisa tak terkena tembakan sama sekali karena sempat mengumpat dan menghindari Brigadir J.


Reaksi & Komentar

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ البقرة [185] Listen
The month of Ramadhan [is that] in which was revealed the Qur'an, a guidance for the people and clear proofs of guidance and criterion. So whoever sights [the new moon of] the month, let him fast it; and whoever is ill or on a journey - then an equal number of other days. Allah intends for you ease and does not intend for you hardship and [wants] for you to complete the period and to glorify Allah for that [to] which He has guided you; and perhaps you will be grateful. Al-Baqarah ( The Cow ) [185] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi