Di Pertemuan WHO, Menlu Retno: Israel Telah Mengubah Gaza Jadi Neraka

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH -Pernyataan keras kembali disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi terkait serangan Israel ke Gaza.

Pada Minggu (10/12), Retno menghadiri pertemuan khusus Executive Board Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa untuk membahas situasi Gaza. Itu adalah organ eksekutif WHO di bawah World Health Assembly yang beranggotakan 34 negara.

ADVERTISEMENTS

“Dalam pertemuan khusus Executive Board WHO tersebut, antara lain saya sampaikan bahwa Gaza saat ini di bawah kepungan. Israel telah mengubah Gaza menjadi seperti neraka. Jumlah orang yang meninggal terus meningkat,” kata Retno dalam press briefing usai pertemuan.

ADVERTISEMENTS

Pertemuan khusus Executive Board WHO sangat penting bagi Indonesia. Dalam pertemuan ini, Indonesia mendesak perbaikan fasilitas kesehatan, perlindungan terhadap fasilitas dan tenaga kesehatan di Gaza, termasuk Rumah Sakit Indonesia.

ADVERTISEMENTS

Berdasarkan data yang dibeberkan oleh Retno, dari 36 rumah sakit di Gaza, hanya 13 yang masih beroperasi, dengan semua mengalami kelebihan kapasitas hingga 2-3 kali lipat.

ADVERTISEMENTS

“Rumah Sakit mengalami gempuran hebat, termasuk Rumah Sakit Indonesia yang dipaksa berhenti beroperasi pada 16 November lalu,” urai Retno.

ADVERTISEMENTS

Secara keseluruhan, 71 persen fasilitas pelayanan kesehatan di Gaza tidak berfungsi. Perlengkapan medis, obat-obatan, makanan, air bersih, bensin, hingga listrik semakin terbatas. Ratusan tenaga medis terbunuh dalam serangan Israel.

ADVERTISEMENTS

Di sisi lain, WHO melaporkan penyebaran penyakit menular. Hampir 130 ribu kasus infeksi pernapasan akut, lebih dari 94 ribu kasus diare, dan lebih dari 2.700 kasus chickenpox.

“Perintah Israel Defence Force (IDF) agar suplai medis dipindahkan dari Khan Younis ke Gudang yang lebih kecil di Rafah merupakan pelanggaran berat hukum internasional dan hak asasi manusia,” pungkas Retno. 

Exit mobile version