BANDA ACEH – Seorang pelayat diduga kerasukan arwah mendiang Sri Meyke Male (30).
Sri Meyke Male merupakan korban kecelakaan pesawat Sam Air di Pohuwato.
Pelayat bernama Lani itu tiba-tiba mengerang kesakitan. Ia berteriak terjepit di kursi pesawat.
“Kepala saya sakit, kaki saya sakit, terjepit,” ucap Lani sembari memegang area kepala dan kakinya.
Tak hanya itu, Lani juga menanyakan kabar anak-anak dari Sri Meyke.
Suasana rumah duka seketika terdengar sahutan tangis di dalam kamar.
Para pelayat yang datang pun terbawa suasana ketika mendengar rintihan Lani.
Selain itu, Lani juga menitipkan pesan kepada adiknya Noval Male untuk menjaga anak-anaknya.
“Jaga ke sana anak-anak ya, kita somo tinggal ngoni (anak-anak saya dijaga ya, saya akan meninggalkan kalian),” ucap Lani dalam logat Gorontalo.
Noval Male, adik Sri Meyke Male pun menagis tersedu-sedu.
Sejumlah warga pun mulai mengerumuni Lani.
Sementara itu, para pelayat terus bertambah sejak pukul 12.00 Wita.
Beberapa karangan bungaterpajang di depan rumah duka, Jl Kutai, Kelurahan Tamalate, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo.
Adapun jenazah Sri Meyke Male diberangkatkan dari RSUD Panua Pohuwato pada pukul 17.00 Wita.
Korban rencananya dimakamkan besok pagi, Senin (21/10/2024).
Kronologi Kejadian
Pesawat Twin Otter milik maskapai PT Semuwa Aviasi Mandiri ini jatuh di wilayah Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato pada Minggu (20/10/2024) pagi Wita.
Pesawat Sam Air berkapasitas 19 penumpang ini mengalami gangguan sesaat sebelum mendarat di Bandara Panua Pohuwato.
Adapun kondisi pesawat hancur, di mana sayapnya terpisah dari badan.
Pesawat ini ditemukan di kawasan tambak warga Randangan atau 500 meter dari Bandara Panua.
Empat korban kecelakaan pesawat adalah Capt M Saefurubi A (Pilot), M Arthur Vico G (Co-Pilot), Budijanto (Engineer), dan Sri Meyke Male (penumpang).
Semua korban kini telah dievakuasi ke Puskesmas Randangan.
Pesawat Sam Air berkapasitas 19 penumpang ini mengalami gangguan sesaat sebelum mendarat di Bandara Panua Pohuwato.
Adapun kondisi pesawat hancur, di mana sayapnya terpisah dari badan.
Pesawat ini ditemukan di kawasan tambak warga Randangan atau 500 meter dari Bandara Panua