Selesai itu dilakukan, menurut Azhar istrinya itu mengalami muntah-muntah hebat hingga setengah sadar. Dalam kondisi tersebut, kedua matanya memang tidak bisa dibuka, dan Ia sempat berpikir mungkin karena pengaruh obat. Ternyata, perkiraannya salah karena setelah sadar sekitar jam 4.00 pagi, mata kanannya sama sekali tidak bisa melihat.
“Sejak saat itulah, saya menangis sekuat-kuatnya. Karena waktu masuk kemari, mata saya tidak ada keluhan sedikitpun. Jadi, bukan berkurang penyakitnya, malah bertambah. Saya teringat, anak masih kecil-kecil, siapa yang merawat kalau kondisi saya seperti ini, walaupun bisa melihat dengan mata kiri, namun pasti mengganggu, terutama kami orang kerja tani di kampung,” ungkapnya.
Atas kejadian ini, Azhar mengaku tidak terima dan meminta manajemen RSUDZA Banda Aceh untuk bertanggungjawab. Karena, baik bagian THT dan Bagian Bedah plin-plan dalam memberikan penjelasan dan terkesan tidak bertanggungjawab.
“Kemarin (Jumat 15/2) sudah dicek ke Poli Mata dan kata dokter spesialis, berdasarkan hasil USG bahwa matanya buta permanen sebelah kanan.Saya berharap, pihak rumah sakit bertanggungjawab, dan bagaimana penanganan penyakit utama itu, ini masih terkatung-katung tanpa penjelasan pasti,sementara kami sudah 2 minggu disini,” harap Azhar dengan suara lirih.
Bahkan sangat disayangkan, informasi yang diterima media ini, bahwa tim dokter yang melakukan Embolisasi sudah lepas tangan dan tidak lagi dalam pemantauan mereka. Sebegitu Mudahkah?
Sementara itu, Direktur RSUDZA Banda Aceh dr. Isra Firmansyah, SpA.,PhD saat dihubungi media orinews.id, Minggu (18/2/2024) belum memberikan tanggapan terkait kasus tersebut.
Artikel Diduga Malpraktik, Ibu Dua Anak asal Aceh Barat Alami Kebutaan Usai Embolisasi di RSUDZA pertama kali tampil pada HARIANACEH.co.id.