BANDA ACEH – Politikus Senior Partai Golkar, Rizal Mallarangeng, menilai sejarah kehidupan Prabowo Subianto sangat relevan untuk memimpin Indonesia di tengah krisis global.Dalam siarang langsung Info A1 kumparan edisi pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029, Rizal menyebut bahwa Prabowo berasal dari keluarga yang memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia. Yakni melibatkan tiga generasi yang terlibat dalam momen penting perjuangan bangsa.
“Keluarga Prabowo bisa dirunut sejak Perang Diponegoro, baik dari pihak ibu maupun bapak, mereka mendukung perjuangan. Kakeknya, Margono Djojohadikoesoemo, bapaknya, Sumitro Djojohadikusumo, dan Prabowo sendiri, semuanya pelaku sejarah di zaman mereka,” jelas Rizal melalui panggilan video online bersama kumparan, Minggu (20/10).
Ia juga menekankan, ketiganya pernah mengalami masa pembuangan Politik, termasuk Prabowo yang dua kali harus hidup di luar negeri, mulai dari Singapura, Malaysia, hingga Eropa.
Selain memiliki latar belakang militer dan patriotisme yang kuat, Prabowo juga tumbuh dengan pengaruh intelektual yang kental dalam keluarganya.
“Margono adalah pendiri Bank Negara Indonesia, tangan kanan Bung Hatta pada masa Jepang. Sumitro, seorang ekonom dan politisi, juga dikenal karena karyanya yang menggabungkan intelektualitas dan pengalaman politik,” lanjut Rizal.
Menjawab pertanyaan Pemimpin Redaksi kumparan, Arifin Asydhad, menyoal gaya kepemimpinan Prabowo, Rizal mengungkap bahwa eks Menhan itu akan menggabungkan aspek praktikal dengan kesadaran historis yang mendalam.
“Beliau kan besar di luar negeri, bukan hanya pandai berbahasa Inggris, Prancis, Jerman, tapi beliau juga melihat seperti apa untuk jadi negara maju. Kalau beliau ingin Indonesia pertumbuhan 8 persen pada 2045, jadi latar belakang itu tak terhindarkan,” ungkapnya.
Jika Jokowi dikenal dengan semboyan ‘kerja, kerja, kerja’, Prabowo pasti pasti unsur praktikal besar, tetapi konsepsi historikalnya juga besar. Prabowo memahami posisinya sebagai bagian dari sejarah besar Indonesia,”
—Politikus Senior Partai Golkar, Rizal Mallarangeng.
Dalam konteks krisis geopolitik dunia, Rizal menilai karakter Prabowo sangat cocok untuk memimpin Indonesia.
“Saat ini kita berada di era the return of geopolitics, di mana persaingan antara dua negara adidaya, China dan Amerika Serikat, akan menentukan nasib negara-negara lain. Prabowo paham betul pentingnya posisi Indonesia sebagai negara dengan populasi besar dan ekonomi yang berkembang pesat,” jelasnya.
Prabowo, menurut Rizal, akan berupaya agar Indonesia tidak menjadi negara yang lemah.
“Prabowo ingin Indonesia jangan menjadi (negara) yang lemah, tapi jadi negara yang kuat. Seperti ungkapan Thucydides: ‘The strong do what they can and the weak suffer what they must.’ Indonesia jangan menjadi negara yang lemah,” tegasnya.
Saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI, Prabowo tampak berusaha menggaungkan nama Indonesia di kancah global. Ia secara aktif terlibat dalam beragam forum internasional.
Usai menjadi presiden terpilih, dirinya semakin vokal berbicara di hadapan pemimpin negara untuk membahas posisi Indonesia di tengah krisis dunia.
Bercerita mengenai Prabowo, Praktisi Komunikasi Politik, Ipang Wahid, menambahkan bahwa literasi Prabowo yang luas akan memperkaya kepemimpinannya.
“Setiap kali ke luar negeri, Prabowo selalu membeli banyak buku. Literasi itu kuat dan luas, bisa memperkuat kebijakan diplomasi dan geopolitik Indonesia ke depan,” tutur Ipang.
Rizal juga mengatakan, dengan pemahaman yang dalam tentang sejarah dan geopolitik, Prabowo diharapkan mampu membawa Indonesia memainkan peran penting di kancah internasional, menjunjung prinsip bebas-aktif, dan berkontribusi pada perdamaian dunia.