BANDA ACEH -Dukungan yang ditunjukkan relawan Presiden Joko Widodo seperti Projo tak menjamin Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, bisa melesat ke perhelatan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Bacaan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, kecamuk di internal PDIP dipicu oleh sikap vulgar Jokowi yang semakin terang-terangan mendukung Ganjar, seperti yang ditunjukkan pada Rakernas V Projo di Magelang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
“Maka ketersinggungan politik yang seakan-akan secara terbuka (Jokowi) menyatakan dukungannya, secara gesture politik dan tentu saja kepada Ganjar, secara tidak langsung ingin menampar wajahnya teman-teman PDIP lewat Projo,” ujar Adi kepada Kantor Beirta Politik RMOL, Rabu (1/6).
Di sisi yang lain, Adi juga melihat dalam berbagai kesempatan Ganjar tidak diundang di acara-acara resmi PDIP, seolah-olah dijauhkan.
“PDIP selama ini memang berjarak dengan Ganjar, karena dalam berbagai kesempatan Ganjar ini kan tidak pernah diundang. Itu artinya kan Ganjar sudah mulai dijauhkan dari PDIP,” tuturnya.
Tapi dengan adanya Projo, dosen politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini memandang, Ganjar mendapat panggung politik sekalipun tidak diterima PDIP.
“Diterima oleh Projo yang terafiliasi dengan pendukungnya Jokowi. Dan enggak mungkin Projo bikin acara (Rakernas V di Magelang) tanpa restunya Jokowi,” katanya.
Namun akibat dari panggung politik yang disediakan Jokowi tersebut, Adi menyimpulkan hubungan kepala pemerintahan dengan PDIP semakin berjarak. Sehingga, langkah Ganjar pun jelas akan terhimpit keadaan tersebut.
“Jadi Projo itu adalah duplikasi dari wajah dan keinginan politiknya Jokowi. Itu yang sepertinya ada ketersinggungan politik dari teman-teman PDIP,” tandasnya.