BANDA ACEH – Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin, menyebut ada kepentingan Australia dalam program uji coba nyamuk ber-Wolbachia di Provinsi Bali. Ia menyebut Australia ingin melindungi warganya dari ancaman demam berdarah dengue saat berlibur di Pulau Dewata.
“Orang Australia kan banyak yang datang ke Bali, takut kena dengue, jadi dia bantu langsung lewat grant Australia. Ini yang ‘ramai’,” kata Budi dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa (28/11/2023).
Budi mengatakan implementasi uji coba nyamuk ber-Wolbachia di Bali tidak termasuk dalam program serupa yang dilaksanakan Kemenkes di lima kota di Indonesia, yakni Semarang (Jawa Tengah), Jakarta Barat (DKI Jakarta), Bandung (Jawa Barat), Kupang (Nusa Tenggara Timur), dan Bontang (Kalimantan Timur).
“Denpasar memang jalan sendiri. Mungkin pemdanya punya akses ke peneliti di Australia, mereka bikin program sendiri,” kata Budi.
Uji coba nyamuk ber-Wolbachia di Bali tidak termasuk program Kemenkes.
Sebelumnya, Kemenkes mengonfirmasi pelepasan jentik nyamuk Aedes Aegypti mengandung Wolbachia di Bali ditunda. Langkah itu ditempuh menyusul sikap sejumlah warga setempat yang belum siap dengan program penanggulangan demam berdarah dengue tersebut.
Imbasnya, penerapan teknologi Wolbachia yang seharusnya sudah berjalan pada 12-13 November 2023 di wilayah Denpasar dan Buleleng, Bali, ditunda. Hal itu karena banyak warga yang takut dan khawatir karena tidak mengetahui dampak risiko hingga manfaat dari teknologi tersebut.
Provinsi Bali menjadi salah satu wilayah uji coba penerapan inovasi nyamuk Aedes Aegypti mengandung Wolbachia melalui kerja sama dengan World Mosquito Program (WMP). WMP merupakan organisasi non-pemerintah yang dimiliki oleh Monash University, Australia, yang bekerja untuk melindungi masyarakat global dari penyakit yang ditularkan nyamuk seperti demam berdarah, Zika, demam kuning, dan Chikungunya.