BANDA ACEH – Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, Aliman, melakukan peninjauan dan ujicoba pada kapal tangkapan ikan nelayan yang terbuat dari bahan baku fiber, Sabtu (8/10/2022).
Pembuatan kapal dengan menggunakan bahan fiber dianggap lebih efektif dan efesien, saat ini jenis kapal berbahan kayu terhitung sulit pembuatannya dikarenakan kesulitan mendapatkan bahan baku kayu.
Maka dari itu DKP Aceh terus berupaya dalam mencari solusi dengan memanfaatkan teknologi yang ada, maka dari itu DKP Aceh terus berusaha untuk mengembangkan pembuatan kapal berbahan baku fiber.
“Meski kapal tangkapan ikan ini berbahan fiber, kita berupaya dalam pembuatannya sama seperti bentuk kapal yang berbahan dari kayu, ini hanya bahan saja yang berbeda namun bentuknya sama seperti kapal-kapal biasanya,” terang Aliman, saat melakukan pemantauan di dok pembuatan kapan dan ujicoba melaut dengan kapal yang terbuat dari bahan fiber di kawasan Gampong Jawa, Kutaraja, Banda Aceh.
Aliman juga menerangkan setelah melakukan ujicoba melaut, kapal yang terbuat dari fiber dan kayu tidak berbeda jauh, baik itu dalam stabilitas maupun kecepatannya
“Tadi saya sudah mencoba melaut dengan menaiki kapal yang terbuat dari fiber, kestabilan dan kecepatannya sama seperti kapal kayu biasanya,” bebernya.
Menurut pengakuan para nelayan yang sudah mencobanya juga merasa senang, lebih cepat dan tidak ada masalah, artinya para nelayan juga senang dengan kapal ini,” lanjut Aliman.
Dalam proses pembuatan kapal fiber, pada awalnya hanya di buat kapal dengan ukuran kecil (Boat tep tep), sejak dua tahun lalu. Namun seiring Berjalannya waktu kapal berbahan fiber ini mulai di rakit dalam ukuran besar yakni lima Gross tonnage (5 GT) untuk kota Sabang pada tahun 2021 lalu.
Rencananya, setelah berhasil di Sabang tahun ini kita akan buat lagi kapal dengan ukuran 5 GT yang akan di bagikan kepada beberapa kelompok nelayan.
“Dan semoga nantinya jika ini sudah bagus dan nelayan sudah terbiasa, tidak menutup kemungkinan industri kapal fiber akan tumbuh di Aceh,” katanya.
DKP Aceh akan terus fokus dalam mengembangkan pembuatan kapal berbahan baku fiber yang merupakan solusi tepat bagi nelayan dalam memenuhi sarana penangkapan.
Harapannya, di bawah kepemimpinan Pj Gubernur Achmad Marzuki, ini semua akan bisa kita penuhi dan kita capai,” katanya.
Konsultan yang sekaligus koordinator pembuatan kapal fiber Yusrizal mengatakan, meski untuk pembuatan kapal fiber ini membutuhkan biaya besar pada awalnya, namun untuk perawatan sangat mudah dan efektif, kapal fiber juga bisa bertahan hingga sepuluh tahun sejak usai pembuatan.
“Untuk bahan awal memang agak mahal, Karna harga bahan baku fiber mengikuti harga dunia. Tapi kapal fiber ini bisa tahan hingga sepuluh tahun sejak selesai kita buat dan awal turun ke laut, serta perawatannya tidak sulit,” katanya.[]