BANDA ACEH – Khamzat Chimaev, petarung yang dikenal dengan julukan “Si Serigala,” dianggap sebagai salah satu petarung paling mengerikan di Ultimate Fighting Championship (UFC). Dengan gaya bertarungnya yang agresif dan meledak-ledak, ia mampu menyelesaikan lawan dalam waktu singkat, termasuk mencatatkan KO tercepatnya dalam waktu hanya 17 detik.
Namun, meski memiliki reputasi yang mengintimidasi, ada yang memprediksi bahwa Chimaev akan menghadapi kekalahan pertamanya saat bertemu dengan “Si Malaikat Maut,” Robert Whittaker, di UFC 308.
Prediksi kemenangan Whittaker datang dari petarung sekaliber Alexander Volkanovski, yang menyatakan bahwa Whittaker memiliki persiapan yang sangat matang untuk menghadapi Chimaev.
Volkanovski, yang juga seorang juara UFC, yakin bahwa Whittaker akan keluar sebagai pemenang. Menurutnya, Whittaker saat ini berada dalam kondisi terbaiknya dan siap untuk mengalahkan lawan yang disebut-sebut tak terkalahkan.
Pertarungan ini rencananya akan digelar pada Sabtu atau Minggu, 27 Oktober 2024, waktu Indonesia. Bentrokan antara kedua petarung top ini telah lama dinantikan oleh para penggemar MMA.
Sebelumnya, UFC telah mencoba untuk mempertemukan mereka, namun berbagai kendala membuat pertarungan tersebut batal digelar. Kini, UFC 308 akan menjadi panggung bagi dua jagoan ini untuk membuktikan siapa yang lebih tangguh.
Khamzat Chimaev, dengan rekor tak terkalahkannya, dikenal sebagai petarung yang mengandalkan kekuatan serangan cepat di awal pertarungan. Ini terbukti dalam beberapa duel sebelumnya, di mana ia mampu menyelesaikan lawan-lawannya dengan sangat cepat dan efektif.
Salah satu momen paling ikoniknya adalah saat dirinya meng-KO Gerald Meerschaert dalam waktu 17 detik, yang menunjukkan betapa berbahayanya Chimaev di awal ronde.
Namun, Volkanovski memperingatkan bahwa meskipun ronde pertama akan menjadi tantangan besar bagi Whittaker, sang Malaikat Maut akan mampu menemukan ritme dan strategi yang tepat untuk menghadapi Chimaev.
Volkanovski percaya bahwa Whittaker telah mempersiapkan diri dengan sangat baik, baik dari segi fisik maupun mental, untuk menghadapi tekanan dari gaya bertarung eksplosif Chimaev. Menurutnya, Whittaker akan mampu bertahan di awal serangan Chimaev dan kemudian mengambil alih kendali pertarungan seiring berjalannya waktu.
Whittaker, petarung asal Selandia Baru, memiliki reputasi sebagai salah satu petarung paling tangguh di divisi kelas menengah UFC. Ia dikenal dengan kemampuan bertarung yang seimbang antara striking dan grappling, serta daya tahannya yang luar biasa di dalam octagon.
Setelah mengalami beberapa kemenangan besar, Whittaker kembali diunggulkan oleh Volkanovski sebagai sosok yang mampu menghentikan dominasi Chimaev di UFC 308.
Volkanovski sendiri mengaku terkejut melihat Whittaker yang dipandang sebagai “kuda hitam” dalam pertarungan ini. Menurutnya, status Whittaker sebagai petarung yang diunggulkan bisa menjadi keuntungan tersendiri. Dia menambahkan bahwa Chimaev, meskipun sangat kuat, akan menghadapi tantangan berat melawan Whittaker yang dikenal memiliki daya tahan dan strategi matang dalam pertarungan panjang.
“Saya merasa Whittaker bakal menang,” ujar Volkanovski dalam sebuah wawancara dengan Championat.com. Dia menyatakan bahwa Chimaev memang petarung yang luar biasa, namun kali ini Whittaker yang lebih siap.
Volkanovski menyoroti betul persiapan Whittaker, yang menurutnya sudah berada di puncak performa dan siap untuk menghadapi segala tantangan yang akan diberikan oleh Chimaev.
Di sisi lain, Chimaev tetap menjadi ancaman besar bagi siapa pun yang berada di depannya. Sejak debutnya di UFC, ia telah memantapkan diri sebagai petarung yang sulit ditaklukkan. Gaya bertarung agresif dan dominan membuatnya menjadi favorit dalam banyak pertarungan.
Chimaev juga dikenal dengan kemampuan bertarung multi-dimensi, baik dalam striking maupun grappling, membuatnya sulit untuk dikalahkan di berbagai skenario pertarungan.
Namun, Volkanovski memberikan pandangannya bahwa kunci untuk mengalahkan Chimaev adalah bertahan dari serangan awalnya yang sangat eksplosif. Dia mengingatkan Whittaker untuk tetap waspada di ronde pertama, di mana Chimaev biasanya tampil paling agresif.