Sebagian pihak menilai, “dukungan” Jokowi ini belum tentu bisa memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024. Dalam hal keikutsertaan di berbagai pemilu yang dilalui mulai dari Pilkada Solo, Pilkada DKI, hingga Pilpres, Jokowi memang tidak pernah kalah.
Tapi, Jokowi juga sempat kalah. Terutama saat dirinya “mendukung” pasangan tertentu. Itu terjadi pada Pilkada 2017.
“Dia pernah kalah sekali di Pilkada Jakarta 2017,” kata Founder dan CEO PolMark Indonesia, Eep Saefullah Fatah, dalam talkshow Info A1 kumparan, dikutip Minggu (4/2).
Jokowi memang tidak ikut Pilkada 2017. Tapi, dia diasosikan mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat. Dia kalah dengan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
“Come on, kita sama sama tahu lah. Pernah kalah,” ujar dia.
“Jadi artinya psikologi Jokowi itu tidak sepenuhnya psikologi orang yang tidak pernah kalah,” tambah dia.
Kondisi 2017, sama dengan kondisi 2024. Jokowi memang tidak maju sebagai kontestan. Tapi dia mendukung Prabowo-Gibran.
Melihat pola itu, Eep menilai, kondisi 2017 akan terulang pada Jokowi di 2024 ini.
“Pak Jokowi itu polanya mudah-mudahan seperti itu. Ketika maju sendiri menang, ketika dukung bukan dirinya, kalah. Jadi 2024 ini Pak Jokowi kalah mestinya kalau pakai rumus itu,” ucap dia.