Jumat, 15/11/2024 - 15:34 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Eka Gumilar Sentil Gus Miftah yang Sebut “Masa NU Bareng PKS”: Stop Bernarasi Memecah Belah!

 Ketua Umum Rekat Indonesia Raya mengkritik ceramah Gus Miftah yang menyebutkan bahwa tak mungkin jika NU bareng dengan PKS. 

Diketahui sebelumnya bahwa PKB bergabung ke Koalisi Perubahan yang mengusung anies baswedan sebagai calon presiden.  Tak hanya bergabung, ketum PKB yakni Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bahkan dijadikan calon wakil presiden untuk Anies. 

Koalisi tersebut kini dimotori tiga partai besar, yakni NasDem, PKB, dan PKS. PKB sendiri partai yang sering kali dikaitkan dengan Nahdhatul Ulama (NU), begitu pun Cak Imin yang mengidentifikasikan diri sebagai bagian dari NU. 

“Islam harus hadir sebagai solusi, kalau di masyarakat Islam sebagai solusi ya NU. Yang bsia menyenangkan ya NU yang lain atos-atos (keras),” ujar Gus Miftah dikutip dari laman suara.com (2/10/2023).

“Mulo kulo dewe ora yakin (makanya saya enggak yakin), masa wong (orang) NU bareng PKS. Ora mungkin, ora mungkin ngono loh. Kulo ngomong NU ngomong NU,” imbuhnya 

Pernyataan Gus Miftah sontak megundang pro dan kontra dari warganet. Ketua Rekat Indonesia Raya, Eka Gumilar ikut memberikan tanggapan.

Ia mengimbau sebaiknya tokoh-tokoh masyarakat hati-hati bernarasi di ruang publik, “Silahkan berbeda pilihan dan dukungan, tetapi politik jangan sampai memecah belah anak bangsa. NU maupun partai politik adalah sama-sama organisasi, bukan agama. Jadi tidak ada yang melarang untuk bersinergi sama-sama dalam membangun bangsa”, sentil Eka Gumilar.

Lebih tegas Eka Gumilar menyebut narasi-narasi yang dibuat seperti ucapan Gus Miftah berpotensi melemahkan persatuan bangsa. Seharusnya Gus Miftah melakukan klarifikasi dan permohoman maaf kepada publik .

“Mari menuju 2024 ini kita menjaga pemilu yang bermatarbat dengan tetap menjaga kebhineka-an dan persatuaan”, imbuhnya.

“Dari dulu kita belajar bahwa memecah belah adalah pekerjaan pengkhianat bangsa. Kalau tokoh yang memiliki nasionalisme dan negarawan pasti akan selalu menjaga narasi-narasinya untuk persatuan”, tegas Eka Gumilar. []

Sumber: Gelora


Reaksi & Komentar

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُم بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَىٰ عَذَابِ النَّارِ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ البقرة [126] Listen
And [mention] when Abraham said, "My Lord, make this a secure city and provide its people with fruits - whoever of them believes in Allah and the Last Day." [Allah] said. "And whoever disbelieves - I will grant him enjoyment for a little; then I will force him to the punishment of the Fire, and wretched is the destination." Al-Baqarah ( The Cow ) [126] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi