Jumat, 15/11/2024 - 14:05 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Ekonomi Babak Belur dengan Utang Melimpah, Sri Lanka Jatuh ke Debt Trap China

image_pdfimage_print

-Krisis ekonomi parah yang dihadapi oleh Sri Lanka telah membawa kekacauan sosial dan politik bagi negara berpenduduk 22 juta orang itu.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Keterpurukan ekonomi Sri Lanka dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun di tengah kesulitan yang dialaminya, Sri Lanka masih harus berjuang membayar pinjaman ke China.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Sebuah artikel yang dimuat The Hong Kong Post dan dikutip ANI News pada Selasa (5/4) menyebut Sri Lanka telah jatuh ke perangkap utang atau debt trap dari China.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Saat ini, Sri Lanka menghadapi krisis ekonomi terburuk sejak memperoleh kemerdekaan pada tahun 1948. Situasi ini dikaitkan dengan kekurangan devisa yang disebabkan oleh pembatasan pariwisata selama pandemi Covid-19.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Krisis ekonomi membuat Sri Lanka tidak dapat membeli bahan bakar yang cukup, sementara makanan dan kebutuhan dasar menghadapi kelangkaan.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Situasi membuat warga Sri Lanka marah dan melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran, yang memicu seluruh menteri kabinet pemerintahan Presiden Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri dan krisis politik dimulai.

Berita Lainnya:
Berikut Pesan Prabowo kepada Para Calon Menteri di Hambalang
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Di tengah kesulitan yang dihadapi Sri Lanka, China dilaporkan telah menolak memberikan konsesi pembayaran utang kepada Kolombo.

Sejauh ini, total utang Sri Lanka ke China mencapai 8 miliar dolar AS, hampir seperenam dari total utang luar negeri negara tersebut yang mencapai 45 miliar dolar AS.

Utang dari China sendiri digunakan Sri Lanka untuk membiayai sejumlah proyek yang nyatanya tidak menghasilkan uang.

Menurut lembaga think tank European Foundation For South Asian Studies (EFSAS), pembayaran utang Sri Lanka dalam mata uang dolar yang jatuh tempo tahun ini berjumlah lebih dari 6 miliar dolar AS, termasuk obligasi negara senilai 1 miliar dolar AS yang jatuh tempo pada Juli.

“Ada kekhawatiran yang berkembang di antara lembaga pemeringkat dan ekonom bahwa negara tidak akan mampu membayar bahkan ini,” kata EFSAS.

Berita Lainnya:
Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Impunitas Minta PTUN Jakarta Cabut Pangkat Jenderal TNI Kehormatan Prabowo

China dilaporkan telah menolak untuk menanggapi seruan Sri Lanka untuk menjadwal ulang utangnya. Bahkan Duta Besar China untuk Sri Lanka pada Maret mengatakan Beijing lebih tertarik untuk mempertimbangkan pinjaman 1 miliar dolar AS lebih lanjut dan jalur kredit  1,5 miliar dolar AS.

Sri Lanka Menjadi Alarm Peringatan

Situasi yang dihadapi Sri Lanka saat ini tampaknya menjadi peringatan bagi negara-negara tetangga yang memiliki utang besar pada China.

The Hong Kong Post menyebut posisi Pakistan adalah yang paling genting. Laporan itu mengatakan Pakistan berada di puncak daftar negara penerima bantuan BRI (Belt and Road Initiatives), dengan proyek senilai 27,3 miliar dolar AS.

Disebutkan, China telah menjerat Pakistan dalam jebakan utang BRI dengan suku bunga tinggi, persyaratan pembayaran yang kaku, dan kurangnya transparansi.


Reaksi & Komentar

وَإِذَا تَوَلَّىٰ سَعَىٰ فِي الْأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ البقرة [205] Listen
And when he goes away, he strives throughout the land to cause corruption therein and destroy crops and animals. And Allah does not like corruption. Al-Baqarah ( The Cow ) [205] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi