BANDA ACEH – Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, Capres-Cawapres nomor urut 3, Ganjar-Mahfud tidak memiliki strategi kampanye yang jelas untuk menargetkan pasar Politik. Hal ini yang membuat paslon 03 memiliki elektoral paling buncit berdasarkan hasil survei IPO.”Ganjar-Mahfud MD sebenarnya sudah linglung sejak awal, mereka tidak tegas menentukan target pemilih,” ujar Dedi saat dihubungi Inilah.com, Rabu (24/1/2024).
Dedi mencontohkan ketidakjelasan strategi paslon Sat-set dan Tas-tes ini, pertama soal narasi saat polemik putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang meloloskan Gibran Rakabuming Raka menjadi Cawapres. Kemudian, narasi Mahfud memuji Jokowi karena telah mengangkat dirinya sebagai menteri dan bakal meneruskan pemerintah Jokowi bersama Ganjar.
“Mereka mempromosikan sebagai penerus Jokowi, sisi lain mengkritik Jokowi,” ucap Dedi heran.
Diketahui, Lembaga Survei Indonesia Political Opinion (IPO) merilis hasil survei periode 1-7 Januari 2024 terkait elektabilitas capres dan cawapres di Pilpres 2024. Adapun hasil survei elektabilitasnya, Prabowo-Gibran 42,3 Persen, Anies-Muhaimin 34,5 Persen dan Ganjar-Mahfud 21,5 persen.
Jumlah responden mencapai 1.200 orang dengan kriteria telah memiliki hak pilih atau berusia di atas 17 tahun. Metode survei menggunakan multi stage random sampling dan pembagian kuesioner secara langsung. Margin of error sekitar 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.