BANDA ACEH – Kerusuhan di Kaledonia Baru sudah berlangsung sepekan dan mulai reda. Prancis menerjunkan belasan ribu polisi untuk mengamankan situasi. Bentrokan antara petugas keamanan dan pengunjuk rasa menyebabkan enam orang tewas dan sejumlah lainnya luka-luka.Protes disebabkan oleh rencana Prancis yang akan mengubah aturan tentang pemilihan. Prancis berencana memberlakukan aturan pemungutan suara baru yang dapat memberikan hak memilih kepada puluhan ribu penduduk non-Pribumi.
Berikut adalah fakta-fakta menarik tentang Kaledonia Baru:
1. Pulau Pasifik yang Paling Dekat dengan Australia
Kaledonia Baru adalah pulau pasifik yang paling dekat dengan Australia. Di peta dunia, Kaledonia Baru hanya ditandai dengan sebuah titik kecil di timur Australia dan utara Selandia Baru. Pulau kecil di jantung Pasifik ini dikelilingi oleh pulau-pulau tetangga Fiji dan Vanuatu. Ibu kota Kaledonia Baru adalah Noumea.
Pulau utama Kaledonia Baru, Grande Terre, memiliki panjang hampir 400 km dan lebar 50 km. Kepulauan ini mencakup lebih dari 140 pulau berbeda, yang paling terkenal adalah Pulau Pines yang menakjubkan di selatan dan Pulau Loyalty di timur. Luas permukaan totalnya adalah 18.500 km², termasuk pulau-pulau di sekitarnya.
Lebih dari separuh penduduknya tinggal di ibu kota dan pinggiran kota sekitar Greater Nouméa, sementara wilayah lainnya merupakan rumah bagi 32 komune atau desa dengan jumlah penduduk kurang dari 7.000 jiwa.
2. Meski Jauh, Masuk ke Wilayah Prancis
Kaledonia Baru bukan sebuah negara, melainkan masuk dalam wilayah Prancis. Selain Kaledonia Baru, terdapat berbagai wilayah luar negeri Prancis lainnya yang berlokasi di seluruh dunia, termasuk Polinesia Prancis, Wallis, dan Futuna.
Kaledonia Baru menikmati otonomi yang cukup besar sebagai hasil dari Perjanjian Nouméa, yang pada 1998. Mirip dengan bagaimana Australia dan Selandia Baru berbagi ratu dengan Inggris, Kaledonia Baru berbagi presiden dengan Prancis.
3. Ditemukan oleh James Cook
Kaledonia Baru ditemukan penjelajah James Cook pada 4 September 1774 saat melakukan perjalanan keduanya di kawasan Pasifik. James Cook menamakan wilayah ini Kaledonia Baru karena teringat tanah kelahirannya, Skotlandia.
Belakangan, pedagang cendana dan pemburu paus dari Inggris dan Amerika Utara datang ke Kaledonia Baru. Kontak dengan penduduk Eropa membuat penduduk asli terkena banyak penyakit baru seperti campak, cacar, influenza, disentri, sifilis dan bahkan kusta. Permusuhan muncul antara orang Eropa dan penduduk asli yang mengakibatkan banyak bentrokan, bahkan ada yang berakhir dengan kematian.
Setelah permintaan kayu cendana menurun, memperbudak penduduk asli menjadi perdagangan berikutnya. Para budak ditugaskan untuk bekerja di ladang tebu di Queensland, Australia, dan juga Fiji. Era perbudakan ini berhenti pada awal abad ke-20.
Kepulauan Kaledonia Baru menjadi koloni Perancis pada 1853 dan menjadi koloni hukuman Perancis pada 1864 hingga 1904.
4. Banyak Dihuni Orang Jawa
Kaledonia Baru adalah wilayah multietnis. Selain dihuni penduduk asli setempat yaitu Melanesia, wilayah ini juga didiami penduduk Eropa hingga etnis Jawa.
Dilansir dari Antara, kedatangan orang Jawa pertama ke Kaledonia Baru dimulai pada 16 Februari 1896. Saat itu Prancis meminta pemerintah kolonial Belanda untuk mendatangkan pekerja kontrak dari Pulau Jawa untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, peternakan dan pertambangan nikel di wilayah Prancis di Pasifik, tepatnya di sebelah timur Benua Australia.
Saat ini masih ada sekitar 4.000 orang di Kaledonia Baru yang mengaku sebagai keturunan Jawa. Sebagian besar dari mereka masih berbahasa Jawa dan selebihnya berbahasa Prancis.
Kedatangan orang Jawa secara bertahap membentuk komunitas Indonesia yang kuat di Kaledonia Baru, meski awalnya menghadapi tantangan dalam beradaptasi dengan budaya dan lingkungan baru. Mereka berhasil memberikan kontribusi positif bagi pembangunan negara di Kaledonia Baru.
5. Kesenjangan antara Suku Asli dengan Keturunan Eropa
Orang Kanak yang merupakan keturunan pertama yang menghuni Kaledonia Baru. Jumlah mereka mencapai 40 persen dari sekitar 270.000 penduduk wilayah tersebut, menurut Institut Statistik dan Studi Ekonomi Nasional Perancis (INSEE).