Jumat, 15/11/2024 - 12:31 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Gamawan Fauzi Sentil Gus Miftah Sebut Rendang Tak Punya Agama

BANDA ACEH – Mantan Gubernur Sumatera Barat, Gamawan Fauzi merespon polemik masakan rendang daging babi yang dijual sebuah restoran online di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Ia menyimak beberapa komentar para tokoh, ahli hingga ulama yang menurutnya membuat persoalan ini melebar kemana-mana, yang justru tidak dipermasalahkan secara substansial oleh masyarakat Minang.

Dalam tulisannya yang dikutip VIVA, Kamis, 16 Juni 2022, Gamawan Fauzi menyinggung seorang bergelar Gus yang mempertanyakan, sejak kapan rendang punya agama? Meski tak menyebut Gus siapa yang dimaksud, tentu publik bisa menebak Gus yang dimaksud Gamawan Fauzi. 

Dalam pemberitaan VIVA sebelumnya, pemuka agama kenamaan Gus Miftah melalui akun Instagramnya, memang sempat aangkat bicara mengenai polemik rendang daging babi itu. 

Pada intinya, Gus Miftah menegaskan kewajiban makan makanan yang halal adalah bagi umat Islam karena itu perintah agama. Sementara bagi yang non-Islam terserah mau makan makanan seperti apa. Di akhir video unggahannya, Gus Miftah mengatakan ‘Ngomong-ngomong sejak kapan ya rendang punya agama?’

Gamawang menganggap pernyataan Gus Miftah anti-mainstream, berlebihan dan  menjangkau hal-hal yang tidak dipermasalahkan secara substansial oleh masyarakat Minang seputar rendang olahan babi. 

  “Dia mempertanyakan sesuatu yang tak dikatakan orang. Orang ke mudik dia ke hilir, tapi demi sekadar berbeda, dia ikut pula bicara, tapi bicara yang menyakitkan orang Minang, walau di awal ucapannya, dia mengutip ayat Alquran, tentang perintah Allah untuk memakan makanan yang baik dan halal,” kata Gamawan.

“Saya menyimak semua tulisan, komentar dan pendapat tokoh-tokoh Minang. Pada umumnya suara mereka sama, pandangannya pun serupa dan yang menjadi keberatan mereka pun tak beda,” sambungnya

Gamawan menerangkan masalah rendang babi ini berawal dari hal-hal yang sangat prinsip bagi masyarakat Minang. Karena semua orang tahu, rendang adalah masakan Minang, sama halnya dengan gudeg masakan Yogya atau rica-rica masakan Manado atau pempek masakan Palembang, Sumatera Selatan dan berbagai ragam jenis makanan daerah lainnya se Nusantara. 

Kalaupun ada negara lain yang mengklaim punya produk rendang, itu hanya soal hukum merk, terdaftar-tidak terdaftar, semata urusan bisnis dan mencari keuntungan dari peluang yang tersedia, bukan ikhwal asal muasal, soal siapa atau masyarakat mana sesungguhnya pemilik produk yang sah tersebut. 

“Saya kira dalam hati dan pikiran kita semua, termasuk mereka yang berbisnis di negara lain, sebenarnya tahu rendang bukanlah karya asal mereka, itu jelas masakan Padang atau Minangkabau. Soal rendang itu masakan khas Minang, sudah bersuluh matahari, bergelanggang mata orang banyak, dan semua mengakuinya,” ungkapnya

Menurut Gamawan, masakan itu terkait dengan keyakinan, apa yang akan dimakan, bagi masyarakat Islam tentu tak punya basis masakan yang bahan makanannya diharamkan oleh agama sebagai keyakinan mereka. Itulah sebabnya selama ini, masakan padang identik dengan sesuatu yang halal, atau tegasnya pasti halal. Tanpa label halal pun pasti halal. 

“Itulah sebabnya selama ini  ketika seorang Muslim yang hendak makan dan mereka ragu tentang kehalalan produk restoran, mereka akan memilih restoran Padang, karena pasti halal, tanpa harus bertanya soal halal haram dan tanpa label halal haram,” ujarnya

Merusak Citra

Sementara terkait munculnya restoran BABIAMBO yang memasak rendang daging babi, Gamawan tegas menyatakan hal ini sungguh merusak citra dan image konsumen akan rendang yang selama ini pasti halal. 

“Mencari uang  silahkan saja, mau berinovasi juga tidak ada yang melarang,  tapi jangan mengganggu sesuatu yang sudah baku, mengganggu milik etnik yang sudah selama ini melekat dengan produk masakannya,” tegasnya 

Ia tak menampik dalam dunia bisnis dewasa ini, hampir semua produk dapat ditiru, bahkan dicuri teknologinya, berbagai merk palsu bermunculan, merambah hampir semua produk yang punya pasar bagus. Semua punya barang KW-nya.

Rendang bagi Gamawan, memang produk makanan yang amat laku, sehingga CNN menetapkan rendang sebagai makanan terlezat di dunia tahun 2011, bahkan gelar itu bertahan selama 9 tahun berturut turut hingga 2019 yang lalu. Bahkan ada yang menyebut pantas diberi penghargaan Guiness Book Record. 

1 2

Reaksi & Komentar

وَمَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا كَمَثَلِ الَّذِي يَنْعِقُ بِمَا لَا يَسْمَعُ إِلَّا دُعَاءً وَنِدَاءً ۚ صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَعْقِلُونَ البقرة [171] Listen
The example of those who disbelieve is like that of one who shouts at what hears nothing but calls and cries cattle or sheep - deaf, dumb and blind, so they do not understand. Al-Baqarah ( The Cow ) [171] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi