“Kita ingin penanganan dilakukan secara konprehensive tidak secara temporer atau parsial. Karena kemarau itu adalah siklus musiman yang akan kembali secara periodik,” kata Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto usai menutup Rapat Gabungan yang membicarakan langkah berkelanjutan untuk mengatasi kekurangan air bersih tersebut.
Rapat gabungan itu diikuti oleh Sekda Aceh Besar, Sulaimi selaku pemimpin rapat, anggota DPRK Aceh Besa, Eka Rizkina, jajaran OPD terkait, perwakilan dari PT SAI (Ami dan Dewi) dari divisi CSR PT SBA, Eka Rizkina (DPRK) Aceh Besar, pimpinan PDAM Tirta Mountala dan pihak terkait lainnya.
Ditambahkan, sumur bor dengan pipa empat inchi akan dibangun di empat masjid dalam kemukiman di Kecamatan Lhoknga, yaitu Masjid Mukim Lhoknga, Masjid Mukim Kueh (Keudee Bieng), masjid Mukim Lhamlhom dan Lampuuk. Keempat sumur bor itu akan dibangun oleh PT SBA melalui dana CSR atau dana peduli lingkungan.
Sementara untuk sumur bor skala kecil akan dibangun di setiap meunasah, dengan dana ADG atau dana gampong.
“Rapat menyepakati, untuk sumur bor di meunasah gampong akan ditalangi dengan data tanggap darurat di Dana Gampong, Termasuk memakai dana ketahanan pangan dalam Dana Gampong. Tentu saja kita akan membuat regulasi sebagai dasar hukum untuk menggunakan dana desa,” tandas Iswanto.
Rapat gabungan itu juga menyepakati agar Pj Bupati Ach Besar menetapkan status bencana di Aceh Besar, sehingga dana dana yang dipakai akan memiliki landasan juridis fomal hingga bisa digunakan secara legal.
Dalam kesempatan itu, Iswanto juga mengingatkan agar distribusi air bersih di kawasan terdampak kemarau diteruskan secara lebih terukur. Dalam hal ini, suplai hanya dilakukan di titik fasiltas umum gampong, bukan dengan mengantarnya hingga ke fasiltas milik pribadi.
Menyikapi hal itu. Rapat gabungan tersebut juga merekomendasikan agar dibentuk paniia kecil untuk pengaturan di lapagan, hingga tidak membuat bingung petugas, karena warga saling berebut untuk menetapkan lokasi ttik distribusi air.
“Mari kita jaga ketertiban dan kenyamamanserta saling menghormati. Kita segara benuk tim yang khusus memantau dan mengatur titik distribusi suplai air,” pungkas Iswanto.
Khusus untuk penentuan lokasi titik sumur bor di meunasah, besok malam akan kembali dilakukan rapat dengan jajaran keuchik serta Camat Lhoknga. Rapati itu akan berlngsung di Gedung Dekranas, Sabtu (6/7/2024) malam.