Sabtu, 16/11/2024 - 02:14 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Gubernur Resmikan Dua Ruas Jalan Multiyears Contract di Aceh Tamiang

KUALA SIMPANG – Gubernur Aceh, Ir. H. Nova Iriansyah MT., meresmikan dan soft launching dua ruas Proyek Peningkatan Jalan Multiyears Contrack (MYC), di Aceh Tamiang, Senin 27/06/2022. Jalan yang diresmikan yaitu Batas Aceh Timur – Kota Karang Baru di Aceh Tamiang, dan Jalan Batas Gayo Lues – Babahroet Aceh Barat Daya. Sementara itu, Sekda Aceh, dr. Taqwallah M.Kes., menghadiri kegiatan itu secara virtual dari Babahroet Aceh Barat Daya. “Mudah-mudahan kehadiran ke dua ruas jalan itu akan dapat memperlancar arus barang dan jasa oleh masyarakat,” kata Nova saat prosesi peresmian di Aceh Tamiang.

Gubernur mengatakan, pembangunan kedua ruas jalan tersebut diharapkan dapat menjawab kebutuhan jalur transportasi yang mumpuni bagi masyarakat. Sebelumnya, ujar Nova, kedua ruas jalan itu sangat sulit dilalui oleh masyarakat terutama warga setempat, karena kondisi badan jalan tanah dan masih banyak yang tidak stabil serta banyak badan jalan yang rusak berat dan terjal dengan elevasi di atas rata-rata.

Atas dasar itu, Gubernur Nova telah meminta para rekanan agar pembangunan kedua ruas jalan tersebut dapat menjadi salah satu kegiatan yang diprioritaskan. Keberadaan kedua ruas jalan itu tidak hanya dibutuhkan untuk mendukung gerak ekonomi, sosial dan budaya di kedua wilayah, tapi juga akan membuka keterisolasian masyarakat, serta mendukung konektivitas lintas kabupaten dalam hal pengangkutan barang dan jasa dari sektor pertanian dan perkebunan. “Dengan demikian perekonomian masyarakat akan meningkat, jarak antar kabupaten/kota bisa dipersingkat, dan akan timbul kawasan pertumbuhan baru sebagai akibat dari lancarnya arus transportasi,” ujar Nova.

Gubernur Aceh juga menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak dalam pelaksanaan kedua proyek ini, khususnya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Aceh, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Timur dan seluruh perusahaan kontraktor pelaksana yang mengerjakan proyek multiyears itu.

Ruas jalan yaitu Batas Aceh Timur – Kota Karang Baru dan Jalan Batas Gayo Lues – Babahroet Aceh Barat Daya adalah dua dari 14 ruas jalan yang digarap dengan skema multiyears contract, mencakup pada hampir seluruh kabupaten/kota di Aceh. Di antara 14 jalan itu, ada yang sudah selesai 100 persen dan ada yang masih dalam tahap pengerjaan. Semua paket tersebut dijangkakan selesai pada akhir tahun ini. Sehingga dengan demikian indeks aksesibilitas antarwilayah di Aceh bisa semakin meningkat, sebagai buah dari membaiknya konektivitas lintas wilayah di Aceh.

Selain dua ruas jalan tersebut, juga ada beberapa pembangunan jalan lainnya yang kini sedang dilakukan, di antaranya adalah Jalan Sinabang-Sibigo, Jalan Nasreuhe-Lewak-Sibigo, peningkatan jalan Blangkejeren-Tongra-Batas Aceh Barat Daya, Peningkatan Jalan Batas Aceh Timur-Pining-Blangkejeren, Peningkatan Jalan Trumon-Batas Aceh Singkil, Peningkatan Jalan Peureulak-Lokop-Batas Gayo Lues, Peningkatan Jalan Sp. Tiga Redelong-Pondok Baru-Samarkilang, dan Peningkatan Jalan Jantho-Batas Aceh Jaya.

Nova menyebutkan, sekira dua tahun lalu, dirinya duduk bersama tokoh masyarakat Aceh Tamiang di Masjid Babo, Karang Baru. Saat itu dirinya berjanji pembangunan jalan dari Karang Baru ke Simpang Jernih Aceh Timur akan dituntaskan. “Alhamdulillah niat baik kita dengan tujuan membangun demi rakyat, hari ini jalannya selesai dibangun. Hari ini janji itu telah saya tunaikan, dan hutang saya lunas,” kata Nova.

Nova berterimakasih kepada anggota DPRK dan DPRA Dapil Tamiang, Aceh dan Kota Langsa yang terus mengingatkan dirinya terhadap pembangunan jalan penghubung tersebut.

Gubernur menambahkan, pembangunan 14 ruas jalan ini sebenarnya menjadi mimpi para pemimpin Aceh terdahulu, untuk menghubungkan setiap kabupaten/Kota di Aceh. Almarhum Profesor Ibrahim Hasan, mantan gubernur Aceh, da tahun 1990-an mencetuskan “Jalan Terobosan”, yang bertujuan menghubungkan lintas kabupaten agar perekonomian warga bisa lebih menggeliat dan berdenyut.

Upaya tersebut kemudian berlanjut pada masa kepemimpinan Almarhum Profesor Syamsuddin Mahmud, yang beliau beri nama “Jaring Laba-laba.” Perencanaan beliau masih sama. Pesisir Aceh, mulai dari Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Barat, dan Nagan Raya, termasuk Kota Subulussalam, dengan kawasan tengah seperti Bener Meriah, Aceh Tengah, Acen Tenggara, dan Gayo Lues haruslah tersambung melalui jalur darat dan tentu dengan jarak yang dekat.

1 2 3

Reaksi & Komentar

فَمَن بَدَّلَهُ بَعْدَمَا سَمِعَهُ فَإِنَّمَا إِثْمُهُ عَلَى الَّذِينَ يُبَدِّلُونَهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ البقرة [181] Listen
Then whoever alters the bequest after he has heard it - the sin is only upon those who have altered it. Indeed, Allah is Hearing and Knowing. Al-Baqarah ( The Cow ) [181] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi