Politik” border=”0″ data-original-height=”360″ data-original-width=”640″ height=”180″ loading=”lazy” src=”https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixxri79PL4Em-zjztKZhGDhgILxRoMfyjaQkAhAAcucetyvt4zBPxKSQdgizM1OndknpkkkppEZwZric9tNAaZWI3bOKSJeGZP4TVp6R513MpHXM4dPufXGv3QCPT4VK710h6Oeh7ZHe9XkuSnZok2IJyBWeWG_77YLCNid9gHsH1Hno1HzyGQmdn9_nsm/w320-h180-rw/m,vodp.jpg” width=”320″/>BANDA ACEH – Ketum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, mengimbau kepada para tokoh agama agar tidak membawakan ceramah bernuansa politik selama Ramadan.Gus Yahya menyebut, imbauan ini juga telah termuat dalam instruksi yang diterbitkan PBNU. Tujuannya untuk menjaga kondusifitas masyarakat.
“Sebetulnya secara umum ini (melarang ceramah bernuansa politik) kan masuk di dalam seruan, bahkan instruksi kami di dalam jaringan NU untuk menjaga kondusifitas masyarakat,” kata Gus Yahya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (9/3).
Menurutnya, situasi di tengah masyarakat saat ini juga dalam keadaan kondusif dan tenang. Masyarakat pun sudah pintar dalam melihat fakta yang terjadi.
“Jadi kalau ada ceramah yang enggak-enggak ya paling diketawain orang. Jadi saya kira sekarang ini ya bicara yang sifatnya provokasi dan lain-lain itu saya kira tidak relevan,” ucapnya.
Gus Yahya mengatakan, di bulan suci yang sebentar lagi tiba, lebih baik digunakan untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Termasuk mendoakan masyarakat di Palestina.
“Karena itu Ramadan saya kira sekalian aja, kami ingatkan dan kami imbau kepada semua, daripada kita melakukan provokasi, mari kita tingkatkan pendekatan diri kita kepada Allah SWT, berdoa kepada Allah apa yang kita keluhkan. Terlebih-lebih soal Palestina,” jelas Gus Yahya.
“Jadi semua ikhtiar sudah dilakukan, dan sekarang mari kita gunakan kesempatan Ramadan ini dengan menambahkan ikhtiar rohani kita untuk mendekat kepada Allah SWT dan memohon pertolongan,” pungkas dia.