BANDA ACEH – Dewan Perang Israel mengakhiri rapat yang membahas rencana pembalasan atas serangan Iran ke wilayah negara pendudukan tersebut, Minggu (14/4/2024).
Rapat Dewan Perang Israel ini digelar Senin (15/4/2024) setelah sejumlah menteri kabinet koalisi di pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mendesak agar Israel segera membalas serangan Iran tersebut saat Amerika Serikat (AS) meminta Netanyahu untuk menurunkan eskalasi dengan tidak membalas serangan Iran.
Hasil rapat sementara dilaporkan, Dewan Perang Israel mendesak tentara IDF melakukan serangan balik segera ke Iran.
Meski begitu, belum ada pernyataan resmi yang dikeluarkan pihak pemerintah Israel mengenai pertemuan hari Senin (15/4/2024) tersebut.
Pun, sejumlah media Israel mengatakan kalau Dewan Perang akan mengadakan pertemuan lagi hari ini, Selasa (16/4/2024), untuk terus mengkaji opsi-opsi pembalasan atas serangan Iran.
Sejumlah narasumber media Israel menyinggung soal kemungkinan serangan terbatas terhadap fasilitas dalam negeri Iran.
Balasan Segera Batal Setelah Biden Telepon Netanyahu
Sebelumnya, American Wall Street Journal, mengutip para pejabat Barat, memperkirakan respons Israel terhadap serangan Iran akan terjadi secara cepat.
Bahkan, mereka menyebut kalau tidak menutup kemungkinan respons Israel ke Iran akan terjadi pada Senin.
Disebut-sebut, Israel tadinya memang akan menyerang balik Iran kemarin, namun keputusan itu batal setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menelepon Benjamin Netanyahu.
Biden memberi tekanan ke Israel kalau AS tidak akan ikut-ikutan dalam serangan balik ke Iran tersebut.
Sementara itu, Israel Broadcasting Corporation melaporkan kalau balasan militer Israel terhadap serangan Iran sempat dibatalkan setelah percakapan antara Netanyahu dan Presiden AS Joe Biden.
Jaringan NBC Amerika, mengutip seorang pejabat Israel di kantor Netanyahu, melaporkan kalau Israel akan berkonsultasi dengan semua mitranya mengenai balasan terhadap Iran.
“Namun keputusan pada akhirnya ada di tangan mereka (Israel),” tulis laporan tersebut.
Debat Saat Rapat Serangan Balik
Adapun surat kabar Israel Today melaporkan kalau Netanyahu meminta pertemuan dengan para pemimpin oposisi untuk memberi tahu mereka mengenai perkembangan seputar serangan Iran.
Juru bicara pemerintah Avi Heyman mengatakan kepada MSNBC bahwa Israel berhak membela diri setelah serangan Iran.
Pertemuan dewan perang baru diadakan setelah para pejabat Israel mengatakan kalau mayoritas mereka mendukung serangan balik terhadap serangan Iran, namun ada perbedaan pendapat mengenai waktu dan ruang lingkup pembalasan balik tersebut.
CNN, mengutip pejabat Israel, melaporkan kalau Dewan Perang Israel bertekad untuk menanggapi serangan Iran.
Dalam laporan tersebut disebutkan kalau para anggota Dewan Perang Israel mendiskusikan waktu dan ruang lingkup serangan balik ke Iran.
Dewan Perang Israel dikatakan juga sedang mempelajari opsi diplomatik untuk meningkatkan isolasi internasional terhadap Iran.
Sumber yang sama menyatakan bahwa anggota Dewan Perang Benny Gantz mendorong respons yang lebih cepat terhadap serangan Iran, dan Netanyahu sejauh ini menahan diri untuk mengambil keputusan.
CNN mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan, menteri kabinet perang Israel, Benny Gantz percaya kalau semakin lama Israel menunda serangan balik ke Iran, semakin sulit untuk memobilisasi dukungan internasional terhadap serangan tersebut.
Rapat Berjam-jam
Sebagai catatan, Dewan Perang Israel mengadakan rapat, Minggu (14/4/2024) tak lama setelah serangan Iran dinyatakan berakhir.
Khaberni melansir, rapat berlangsung berjam-jam dan diwarnai ketidaksepakatan antara para pejabat mengenai sifat dan waktu serangan balasan ke Iran.
Menurut Channel 12 Israel, Dewan Perang Israel diperkirakan akan mengadakan lebih banyak sesi sebelum mengambil keputusan soal ‘posisi terpadu dan tegas mengenai tanggapan Israel terhadap serangan Iran’.
Iran melakukan serangan langsung ke Israel menggunakan rudal dan drone sebagai tanggapan terhadap pemboman konsulat mereka oleh Israel di Damaskus, Suriah pada awal bulan ini.
Pejabat Israel menambahkan, Israel tidak bisa membiarkan serangan besar seperti itu terjadi tanpa memberikan tanggapan, dan masalah ini bergantung pada dewan perang untuk memutuskannya.
Situs web Amerika, Axios, mengutip seorang pejabat berkompeten terkait masalah ini, melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memberi tahu timpalannya dari AS, Lloyd Austin, kalau Israel tidak dapat membiarkan rudal balistik ditembakkan ke negaranya tanpa balasan.
“Israel tidak punya pilihan selain menanggapi serangan Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya,” tulis laporan tersebut mengutip kata-kata Gallant ke Austin.
Sementara Austin, menekankan perlunya melakukan segala kemungkinan untuk menghindarinya. eskalasi lebih lanjut.
NBC mengatakan para pejabat senior Amerika khawatir kalau Israel akan bereaksi secara tergesa-gesa terhadap serangan-serangan Iran dan memicu konflik regional yang lebih luas yang mungkin melibatkan Washington.
Laporan tersebut mengutip sumber informasi bahwa Presiden AS Joe Biden diam-diam menyatakan kekhawatirannya bahwa Netanyahu akan mencoba menyeret Washington ke dalam konflik yang lebih luas.
Laporan tersebut juga mengutip seorang pejabat senior pemerintahan AS yang mengatakan bahwa Biden memberi tahu Netanyahu melalui panggilan telepon – pada Sabtu malam – bahwa Amerika Serikat tidak akan berpartisipasi dalam operasi ofensif terhadap Iran, dan bahwa Israel tidak boleh melancarkan respons pembalasan terhadap Iran.
Perang Dunia III?
Niat serangan balasan Israel ke Iran ini dikhawatirkan akan memicu pecahnya perang besar di kawasan yang akan menyeret negara-negara di dunia ke dalam konflik, alias pecah perang dunia III.
AS, dan negara Barat, jelas tidak menginginkan pecahnya perang ini. Namun upaya Biden mencegah Israel membalas Israel dikhawatirkan akan sia-sia.
Selain AS, negara-negara lain termasuk Turki, dilaporkan juga sudah mendesak Iran untuk menurunkan eskalasi.
Namun Iran secara tegas mengatakan kalau perimbangan sekarang sudah berubah, Teheran akan membalas langsung serangan yang datang ke negaranya.
Hal yang lebih mengkhawatirkan, muncul analisis kalau eskalasi terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan kalau ada pelibatan dan penggunaan hulu nuklir dari kedua kubu.
Terlebih, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian mengatakan kalau Teheran tidak berharap eskalasi tersebut.
Namun jika Israel melakukan tindakan baru, responsnya akan “lebih cepat dan lebih kuat.”
Konflik Iran dan Israel sejatinya sudah lama terjadi, namun masih berupa serangan secara tidak langsung terhadap kepentingan dua negara.
Tetapi eskalasi berubah saat Israel memutuskan untuk menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah yang menewaskan sejumlah tokoh militer penting dari Pasukan Quds, Korps Garda Revolusi Iran.
Israel disebut-sebut menyerang guna melenyapkan sejumlah tokoh yang dianggap sebagai motor gerakan milisi perlawanan lintas-teritorial yang selama Perang Gaza ini intenas merongrong wilayah mereka untuk menentang agresi miiter Israel di Gaza.
Sejumlah milisi, mulai dari Hizbullah Lebanon, Suriah, Houthi di Yaman, Perlawanan Irak memang menargetkan wilayah Israel sebagai dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina dan milisi perlawanannya di Gaza dalam menghadapi bombardemen Israel yang sudah menewaskan lebih dari 32 ribu jiwa.