BANDA ACEH – Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto berpandangan Presiden Jokowi dan keluarganya tidak menganggap kebohongan sebagai hal yang penting. Menurut Hasto, banyak kebohongan yang dilakukan Jokowi kepada PDIP selama menjadi kader partai.
“Ketika kami akhirnya sadar dan melakukan evaluasi, ternyata sudah begitu banyak kebohongan-kebohongan yang sudah dilakukan sejak awal,” kata Hasto dalam diskusi bertajuk “Yang Waras yang Menang”, Sabtu (30/3).
Karena rasa adanya rasa hormat partai kepada Jokowi, Hasto menyebut sempat ikut berang ketika salah satu majalah menggambarkan Jokowi sebagai Pinokio.
“Maka Tempo dulu ketika menggambarkan Pak Jokowi sebagai Pinokio, kami marah betul, apa pun itu pemimpin nasional kita, tapi lama-lama akhirnya ternyata kebohongan itu bukan sebagai suatu nilai yang dianggap penting oleh Pak Jokowi dan keluarga,” tutur Hasto.
Namun, ternyata semuanya berubah. Hasto mengungkap beberapa pernyataan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming, yang dianggapnya sebagai bentuk kebohongan. Yakni pada 2023 yang mengaku akan taat pada keputusan PDIP setelah ia bertemu dengan Prabowo Subianto.
Namun, Gibran malah berpasangan dengan Prabowo sebagai capres cawapres 2024.
Lalu, Hasto menuturkan saat mencalonkan Jokowi di Pilgub DKI 2012, PDIP berempati dengan Jokowi karena sosoknya yang apa adanya. Sehingga, partai bergerak secara militan untuk memenangkan Jokowi namun saat ini PDIP justru dikhianati.
“Bahkan sejak ketika mencalonkan sebagai gubernur, kami pun memandang Pak Jokowi sebagai sosok yang memberikan rasa iba sehingga kami harus bergotong-royong padahal dananya sudah Rp 27 miliar ketika dilaporkan, ini kan kemudian menjadi suatu problematika bagi kami ya karena pada akhirnya sebagai bagian dari tanggungjawab,” ucap dia.
“Kebetulan saya mengawal sejak beliau jadi gubernur, saya menyiapkan suatu kerangka-kerangka, kajian-kajian strategis yang saya tulis termasuk ketika menjadi gubernur saya membuat kajian strategis plus-minusnya, tentu saya bertanggung jawab, sehingga saya pernah menyampaikan kepada Ibu Mega ketika kebohongan dari Pak Jokowi, bohong itu menjadi suatu hal yang biasa dilakukan oleh Pak Jokowi, termasuk oleh Gibran,” tambah Hasto.
Hasto menambahkan, sebenarnya partainya sudah biasa menghadapi pengkhianatan. Namun ia menilai pengkhianatan terhadap bangsa dan rakyat tidak bisa dibiarkan.
“Kalau pengkhianatan ke PDI saja enggak masalah, kami bisa menerima, paling kami pecat. Tapi ini kan pengkhianatan kepada bangsa, kepada rakyat, kemudian kepada nilai-nilai keadaban, suatu nilai-nilai yang mengedepankan proses, mengedepankan perjuangan,” ujarnya.