BANDA ACEH – Bakal calon gubernur Jakarta, Ridwan Kamil melakukan kunjungan ke kantor Badan Musyawarah (Bamus) Betawi di Jatinegara, Jakarta Timur beberapa waktu lalu.
Kunjungannya itu sempat diwarnai kericuhan warga. Diketahui, keributan terjadi lantaran tidak ada izin atau pemberitahuan dari Bamus Betawi ke polisi, RT atau ormas setempat.
Ketegangan pun berlangsung antara anggota ormas Forum Betawi Rempug (FBR) Jakarta Timur dengan Bamus Betawi. Menanggapi aksi penolakan tersebut, bakal calon wakil gubernur Jakarta Rano Karno menyebut harusnya warga menerima tamu dengan baik.
“Sebagai tuan rumah, kita harus menerima tamu. Setiap pilihan itu kan konsekuensi,Tapi gausahlah kita ekstrem penolakan,” ujar Rano Karno di acara sosialisasi bersama warga Cengkareng, Jakarta Barat.
Disisi lain, Rano Karno juga menyebut perlu adanya pemberitahuan warga setempat terkait apa pun acara yang dilakukan di wilayah tersebut. “Tapi memang, tamu harus kasih tahu bahwa mau datang. Jadi enggak kaget,” lanjutnya.
Pria yang akrab disapa Bang Doel itu mengingatkan Adab Bertamu.
Menurutnya, memberitahu warga setempat terkait kunjungan yang akan dilakukan sejatinya adalah karakter masyarakat Indonesia. “Tapi, pada dasarnya, karakter masyarakat Jakarta, dan sama, karakter masyarakat Indonesia, kalau datang ya mbok kasih tahu,” kata pria yang akrab disapa Bang Doel.
Menurut informasi, acara yang bertajuk Gerakan Betawi (Gerbang Betawi) untuk Jakarta Baru, Jakarta Maju, dianggap tidak menghargai warga sekitar.
“Setiap ada acara di sini saya menghargai, saya mendukung, tapi kenapa saya punya wilayah tidak dihargai,” kata anggota FBR. Warga yang melontarkan protes atas kegiatan mengaku sebenarnya termasuk pendukung Ridwan Kamil dalam Pilkada Jakarta 2024.
Namun, ia mengingatkan soal adab yang perlu dijunjung. “Ridwan Kamil tapi jangan ga punya adab.” “Demi Allah darah dan daging saya dukung Ridwan Kamil tapi kalau kaga punya adab terserah maunya apa.
Saya yang punya wilayah,” ujar lainnya. Ketua FBR Rawabunga Jatinegara, Abah Latief menyebutkan ada kesalahpahaman dibalik kericuhan itu. Dia mengaku FBR sudah menyatakan dukungan kepada Ridwan Kamil.
Namun, pihaknya dengan Bamus Betawi terjadi kesalahan pahaman tentang hal tersebut. “Itu karena Ketua Bamus tidak ada komunikasi dengan RT, RW polisi, kelurahan dan ormas,” ungkapnya.
Ketua FBR juga membantah tudingan bahwa keributan tersebut terjadi karena anggotanya dalam pengaruh minuman keras.
“Karena ini acara Betawi, panitianya dan Bamusnya tidak komunikasi ke kita. Jadi kita bingung,” kata Latief dikutip dari wartakotalive.com, dikutip pada Senin (9/9/2024).
Dia pun menngatakan protes ini tidak ada kaitannya dengan kedatangan Ridwan Kamil. “Lingkungan dukung RK, miskomunikasi saja kita sudah berdamai,” pungkasnya