BANDA ACEH – Sejumlah Masyarakat Aceh menilai Rektor Universitas Malikussaleh (UNIMAL), Herman Fithra, adalah sosok tepat dan layak untuk menjadi Penjabat Gubernur Aceh paska berakhirnya jabatan Nova Iriansyah pada 5 Juni 2022 mendatang.
Pandangan tersebut diantaranya disampaikan oleh Ketua Umum Gerakan Muda Peduli Aceh (GMPA), Irfan Nasruddin, S.Sos. Menurutnya sosok herman Fithra dinilai tepat karena didukung sejumlah faktor pendukung, diantaranya putra daerah, track record kepemimpinan, jenjang kepangkatan, hingga latar belakangnya dari kalangan akademis sehingga cenderung non partisan. Selain itu sosok herman juga memiliki jejaring luas baik lokal maupun nasional.
“Bila melihat secara jenjang kepangkatan, Herman Fithra jelas telah memenuhi syarat karena telah mengantongi eselon 1. Selain itu dari segi rekam jejak kepemimpinan, beliau telah malang melintang didunia akademik mulai dari jenjang paling bawah sejak tahun 2008, mulai dari sekretaris jurusan teknis sipil Unimal hingga menduduki jabatan rektor Unimal periode 2018-2022. Selain itu dari segi kapasitas, selain telah sukses membawa Unimal meraih sejumlah prestasi, Herman juga telah menelurkan puluhan karya ilmiah serta terlibat aktif dalam bidang pengabdian masyarakat sepanjang karirnya.” ujar Irfan.
Sejumlah capaian prestasi Unimal dibawah kepemimpinan Herman Fithra, tercatat pada tahun 2020, Unimal peringkat kedua nasional dan 516 internasional berdasarkan rating yang dikeluarkan Scimago Institutions Rankings. Ini merupakan yang pertama dalam sejarah Unimal.
Yang tak kalah penting menurut Irfan, sosok Herman adalah putra daerah yang relatif dapat diterima oleh kalangan stakeholder di Aceh. Selain itu pria kelahiran Lhokseumawe, 7 Nopember tahun 1972 itu cenderung non partisan karena berasal dari latar belakang akademik.
“Sosok herman relatif tidak memiliki benturan kepentingan terutama kalangan elite politik di Aceh. Karasteristik non partisan ini tentu harusnya menjadi pertimbangan bagi pusat dalam menempatkan sosok PJ di Aceh kedepan. Terlebih Aceh merupakan wilayah post konflik yang sewaktu waktu dapat mengalami kerawanan gangguan keamanan dan politik apabila tidak dapat dimanajemen secara baik. Oleh karena itu sangat penting sekali sosok PJ di Aceh berasal dari unsur ASN yang non partisan,” tukas irfan.
Terakhir sosok PJ Gubernur Aceh dinilai juga harus memiliki komunikatif, organisatoris serta memiliki koneksi yang luas baik skala lokal dan nasional.
“Koneksi Herman cukup luas baik skala lokal maupun Nasional. Berdasarkan track record organisasi, dalam skala nasional beliau hingga kini masih menjabat sebagai Wakil Ketua Pokja Ideologi dan Karakter Bangsa Dewan Pengurus Forum Rektor Indonesia Periode 2020 – 2022 juga pengurus PII pusat periode 2021 – 2024. “
Di tingkat lokal, Herman menjabat sebagai Ketua Forum Rektor PTN Aceh Periode 2020 – 2022, Dewan Penasehat Kamar Dagang dan Industri Kabupaten Aceh Utara Periode 2020 – 2025, Pelindung Pengurus Daerah KAGAMA Aceh Periode 2019 – 2024, Dewan Kehormatan Majelis Pengurus Daerah Ikatan Saudagar Muslim Se-Indonesia Kota Lhokseumawe Periode 2019 – 2024, hingga Periode 2019 – 2022 Anggota Forum Lalu lintas Angkutan Jalan Kota Lhokseumawe.
“Selain itu hingga kini diketahui Herman Fithra masih menjabat sebagai ketua umum kagama Lhokseumawe Raya, sehingga punya banyak koneksi dan relasi tidak hanya ditingkat lokal namun juga nasional,“ pungkas Irfan.