IDF Kewalahan hingga Tewas Perang di Rafah, Hamas Pakai Kamera, Terowongan dan Jebakan

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH  – Pasukan Israel (IDF) mengakui kewalahan melawan Hamas  di medan pertempuran di Rafah.

Hal itu dikatakan oleh Yair Zuckerman, komandan Brigade Nahal.

ADVERTISEMENTS

Zuckerman menggambarkan kondisi menantang di Rafah, di Gaza selatan.

ADVERTISEMENTS

Menurut Zuckerman, Hamas menggunakan banyak cara untuk bertempur melawan IDF.

ADVERTISEMENTS

Termasuk terowongan di Rafah menciptakan labirin besar dan menghubungkan lingkungan melalui dinding yang terdapat jalan masuk.

ADVERTISEMENTS

Zuckerman menyoroti lambatnya kemajuan IDF saat melawan Hamas di Rafah, mengutip Palestine Chronicle.

ADVERTISEMENTS

Dan diakuinya pertempuran tersebut melelahkan.

ADVERTISEMENTS

Dia juga menjelaskan bahwa Hamas menggunakan banyak kamera di Rafah untuk mengatur pertempuran dari atas dan bawah tanah. 

Selain itu terdapat tantangan lainnya yakni Hamas menggunakan rumah dan kamar untuk dijadikan jebakan.

Berkaca insiden baru-baru ini di mana empat tentara Israel tewas akibat ledakan di sebuah rumah yang awalnya tampa kosong.

Sejak 6 Mei, tentara Israel telah melancarkan serangan darat ke Rafah, yang mengakibatkan lebih dari satu juta warga Palestina mengungsi karena kondisi kemanusiaan yang mengerikan.

Update Korban di Gaza 

Warga Palestina yang tewas akibat serangan brutal Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober terus bertambah.

Dan kini jumlah itu mencapai 37.164 orang , kata Kementerian Kesehatan di wilayah Jalur Gaza pada Selasa (18/6/2024), mengutip Anadolu Agency.

Kemenkes di Gaza juga menyatakan dalam pernyataannya bahwa 84.832 orang juga terluka akibat serangan-serangan gencar Israel.

“Setidaknya 40 orang tewas dan 120 lainnya terluka dalam serangan Israel dalam 24 jam terakhir,” kata kementerian itu.

“Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” tambah otoritas kesehatan di Gaza.

Delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan

Exit mobile version