BANDA ACEH -Keresahan presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto terhadap keberadaan media dan pers dinilai wajar sebagai seorang pejabat.
Menurut Ketua Dewan Penasehat PWI Pusat, Ilham Bintang, keresahan Prabowo yang disampaikan setelah penetapan presiden dan wakil presiden terpilih 2024-2029 oleh KPU RI itu karena pers menerapkan kerja-kerja jurnalistik.
“Prinsip kerja jurnalistik secara universal itu memang membuka apa-apa yang sering mau ditutup orang lain. Jadi wajar dan bukan guyonan, tapi lebih ke curahan hati dari Pak Prabowo bahwa dia resah terhadap pers,” kata Ilham Bintang dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (27/4).
Menurut Ilham, Indonesia baru saja melewati fase yang sangat menggelisahkan masyarakat lewat Pilpres 2024. Bukan hanya pers, para tokoh dan guru bangsa di berbagai kampus juga bermunculan mengawal pesta demokrasi lima tahunan itu yang dianggap rawan penyimpangan.
“Yang mau saya sampaikan, Pak Prabowo siap-siap beli obat anti resah. Karena kalau pers tidak melaksanakan fungsi dan tugasnya mengganggu (meresahkan) pemerintah yang tidak berjalan secara on the track, itu juga sama dengan mengkhianati amanatnya sebagai wartawan,” lanjut Ilham.
Ilham melanjutkan, pers sebagai pilar keempat demokrasi secara legalistik formal tidak ada. Itu hanya istilah kalau pers bekerja dengan baik. Kuncinya, pers harap bekerja sesuai dengan amanat UU Pers, yaitu disiplin verifikasi.
“Jadi tidak hantam kromo tapi berbasis fakta. Dengan begitu fungsi pers seakan pilar keempat akan terasa oleh rakyat. Tidak mentang mentang karena insan pers lantas tidak mengikuti prinsip jurnalisme yang benar,” demikian kata Ilham.