Prabowo-subianto-bersama-ketua-umum-pwi-pusat-hendry-ch-bangun-saat-menghadiri-diskusi-persatuan-wartawan-indonesia-pwi-di-gedung-dewan-pers-jakarta-kamis-0412024_375_211.webp” width=”640″/>BANDA ACEH – Calon Presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto menilai kebebasan pers untuk para wartawan ialah salah satu pilar demokrasi.
Dia menyarankan seluruh wartawan agar tidak takut membuat berita keras untuk mengkritik para penguasa. Hal itu disampaikan Prabowo dalam diskusi bersama pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Jakarta, Kamis (4/1/2024).
“Kadang, kita bacanya sakit hati, tapi tidak apa-apa. Itu memberitahu ada something wrong, dengan penguasa,” kata Prabowo.
Dia menjelaskan peran pers dalam demokrasi ialah check and balance terhadap suatu kebijakan.
Oleh karena itu, dia menyatakan para wartawan agar mampu mengedapankan hal tersebut dalam setiap pemberitaannya. “Kebebasan pers itu adalah ceck and balance, untuk mengendalikan si penguasa dengan kebebasan pers yang dinamis, dan pers kalau perlu keras,” tegasnya.
Selain itu, Prabowo menyatakan bahwa kekuatan pers untuk mengendalikan penguasa agar rakyat mendapatkan haknya. Menurut dia, informasi dari pemberitaan soal rakyat juga menjadi perhatian penguasa. “Sering dikatakan suatu negara yang persnya kuat, tidak ada kelaparan.
Itu salah satu, karena begitu ada kelaparan, semua tahu,” ucapnya. “Kita sekarang ada pers yang kuat, misal banjir. Oh kita tahu ini sedang susah, kita bantu,” imbuhnya