BANDA ACEH -Terkait penemuan baru oleh Indonesia Police Watch (IPW) tentang keterlibatan dua sosok lain, Anggota Komisi III DPR RI Heru Widodo minta Mabes Polri bergerak cepat.
IPW menyebut RBT dan YS adalah warga sipil yang turut terlibat dalam kasus Ferdy Sambo dan Konsorsium 303. Keduanya diketahui adalah sosok yang menyediakan private jet Brigjen Hendra Kurniawan.
Atas hal itu, Heru Widodo meminta Kapolri Jenderal listyo Sigit untuk segera bertindak cepat. Apalagi kini citra penegak hukum tengan buruk dimata publik. “Mabes Polri harus bergerak cepat menindaklanjuti temuan tersebut.
Agar dugaan-dugaan soal siapa saja yang membantu dan menyediakan fasilitas untuk tindak kejahatan ataupun upaya menghalangi penyidikan baik dalam kasus Ferdy Sambo maupun Konsorsium 303 ini bukan sekedar cerita mulut ke mulut saja,” ujar Heru saat ditemui awak media di Senayan, Jakarta, Kamis (22/9/2022).
Heru juga menegaskan agar pihak kepolisian dapat menuntaskan kasus tersebut tanpa pandang bulu. Ia meyakini bahwa Kapolri dapat mengatasi semua permasalahan dan mengemalikan citra Polri. “Jika benar maka RBT dan YS serta oknum-oknum ini kan istilahnya pengkhianat bangsa.
Kita tidak bisa mentolerir perbuatan mereka begitu saja. Kita serahkan semuanya ke Pak Kapolri. Saya yakin, Kapolri mampu menyelesaikan kasus ini dengan baik,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, anggota Ombudsman RI (ORI) Johanes Widijantoro mengaku pihaknya akan turun tangan menanyakan dugaan jet pribadi yang dipakai Brigjen Hendra Kurniawan ke rumah Brigadir J alias Yosua Hutabarat di Jambi, beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, perkara jet pribadi itu meluas setelah Indonesia Police Watch mengungkap jenis hingga pemiliknya yang diduga milik mafia.
Jahanes mengatakan pihaknya bakal berkoordinasi dengan Polri terkait dugaan mafia yang menyediakan jet pribadi kepada Brigjen Hendra Kurniawan. “ORI akan mempertanyakan ke Irwasum atas masalah tersebut. Kami mendorong Polri profesional dalam kasus itu,” kata Johanes ketika dikonfirmasi, Kamis (22/9/2022).
Menurut dia, penggunaan jet pribadi di kalangan Polri bukan hal yang wajar, terutama digunakan untuk keperluan pribadi.
Oleh karena itu, Johanes menuturkan pihaknya mendorong pimpinan Polri dapat menyelidiki hal tersebut secara tuntas. “Jadi, patut diduga hal itu tidak wajar dan soal penyalahgunaan wewenang juga perlu didalami,” jelasnya.
Sebelumnya, eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo diketahui memerintahkan Brigjen Hendra Kurniawan untuk menemui keluarga Brigadir J di Jambi. Dalam perjalanan itu, Brigjen Hendra Kurniawan diduga menggunakan jet pribadi untuk menjelaskan skenario awal kematian Brigadir J kepada pihak keluarga.
Hal itu awalnya diungkap pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak yang mempertanyakan adanya jet pribadi tersebut.
Brigjen Hendra Kurniawan bersama Kombes Agus Nurpatria, Kombes Susanto, AKP Rifaizal Samual, Bripda Fernanda, Briptu Sigit, Briptu Putu, dan Briptu Mika menggunakan jet pribadi.
Ombudsman RI (ORI) Johanes Widijantoro mengaku pihaknya akan turun tangan menanyakan dugaan jet pribadi yang dipakai Brigjen Hendra Kurniawan ke rumah Brigadir J alias Yosua Hutabarat di Jambi, beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, perkara jet pribadi itu meluas setelah Indonesia Police Watch mengungkap jenis hingga pemiliknya yang diduga milik mafia.
Jahanes mengatakan pihaknya bakal berkoordinasi dengan Polri terkait dugaan mafia yang menyediakan jet pribadi kepada Brigjen Hendra Kurniawan. “ORI akan mempertanyakan ke Irwasum atas masalah tersebut. Kami mendorong Polri profesional dalam kasus itu,” kata Johanes ketika dikonfirmasi, Kamis (22/9/2022).
Menurut dia, penggunaan jet pribadi di kalangan Polri bukan hal yang wajar, terutama digunakan untuk keperluan pribadi.
Oleh karena itu, Johanes menuturkan pihaknya mendorong pimpinan Polri dapat menyelidiki hal tersebut secara tuntas. “Jadi, patut diduga hal itu tidak wajar dan soal penyalahgunaan wewenang juga perlu didalami,” jelasnya.
Sebelumnya, eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo diketahui memerintahkan Brigjen Hendra Kurniawan untuk menemui keluarga Brigadir J di Jambi. Dalam perjalanan itu, Brigjen Hendra Kurniawan diduga menggunakan jet pribadi untuk menjelaskan skenario awal kematian Brigadir J kepada pihak keluarga.