Minggu, 17/11/2024 - 06:17 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Israel Hancurkan Seluruh Universitas di Gaza

” Butmeh menekankan bahwa Gaza sudah kesulitan akses air bersih sebelum serangan Israel terkini, dengan hampir 97 persen air di Gaza tidak layak digunakan untuk keperluan sehari-hari. 

Sumber air utama Gaza adalah akuifer pesisir dan “pendudukan Israel mengendalikan aliran air hujan untuk memenuhi akuifer itu,” kata Butmeh. 

“Jadi konsumsi air yang berlebihan dari sumber air tersebut mengakibatkan masuknya air laut ke dalam akuifer itu. Air laut menembus akuifer dan masyarakat hanya mendapatkan air asin untuk diminum,” jelasnya. 

Sekarang, karena Israel telah memutus semua bahan bakar, air, makanan, dan listrik, instalasi pengolahan air tidak berfungsi sehingga air limbah mengalir ke laut tanpa diolah. “Jadi, air limbahnya juga merembes ke akuifer air utama,” kata dia. “Saat ini, kebanyakan orang bergantung pada air laut untuk membersihkan diri dan mencuci pakaian. 

Beberapa orang minum air asin.” Dampak rekonstruksi Butmeh mengatakan rekonstruksi Gaza akan memakan waktu lebih dari satu dekade dan akan menimbulkan dampak lingkungan yang sangat besar. 

Dengan 80 persen dari seluruh perumahan hancur total atau sebagian, maka akan timbul limbah konstruksi dalam jumlah besar.

 Pembuangan limbah konstruksi itu akan menjadi tantangan besar, begitu pula dengan adanya campuran limbah medis dan limbah padat domestik. 

Sementara itu, Boyd menambahkan bahwa dibutuhkan energi dan material tambahan untuk membangun kembali Gaza, mulai dari jalan, sekolah, rumah sakit, hingga pengolahan air dan limbah. 

Butmeh dan LSM-nya saat ini sedang berupaya melakukan penilaian dampak lingkungan yang lebih mendalam di Gaza. Mereka mengumpulkan sampel tanah tetapi tidak dapat mengeluarkannya dari Gaza karena blokade total dari Israel. 

Karena Israel telah merusak atau menghancurkan semua universitas di Gaza, Butmeh mengatakan pengujian laboratorium tidak mungkin dilakukan di wilayah itu. 

Apabila serangan Israel berakhir, Butmeh dan kelompoknya ingin mengumpulkan lebih banyak sampel air dan udara dan memperkirakan penelitian komprehensif bisa berlangsung selama tiga tahun. 

Badan PBB untuk program lingkungan UNEP, melalui surel kepada Anadolu, menyatakan telah menerima permintaan resmi dari Palestina untuk melakukan penilaian terhadap dampak lingkungan akibat konflik di Gaza. 

Bagi Butmeh, Israel harus bertanggung jawab atas “kejahatan lingkungan” di Jalur Gaza. “Apa yang terjadi di Gaza adalah ekosida dan genosida,” kata dia. “Mereka melanggar hukum internasional yang berbeda … melakukan kejahatan lingkungan yang berbeda, dan yang pasti, Israel harus bertanggung jawab atas kejahatan-kejahatan lingkungan ini,” ujarnya

1 2

Reaksi & Komentar

وَقَالُوا قُلُوبُنَا غُلْفٌ ۚ بَل لَّعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَقَلِيلًا مَّا يُؤْمِنُونَ البقرة [88] Listen
And they said, "Our hearts are wrapped." But, [in fact], Allah has cursed them for their disbelief, so little is it that they believe. Al-Baqarah ( The Cow ) [88] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi