Sabtu, 16/11/2024 - 08:52 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Israel Laporkan Kasus Kedua Monkeypox, Dialami Pria 30 Tahun yang Baru Kembali dari Luar Negeri

BANDA ACEH – Israel telah mengkonfirmasi kasus kedua virus cacar monyet (Monkeypox) yang langka, pada seorang pria berusia 30 tahun yang baru saja kembali dari perjalanan ke luar negeri.

Pria itu dirawat di rumah sakit Pusat Medis Sheba di Tel Aviv pada Jumat lalu, dan pulang ke rumah setelah beberapa saat.

Ia pun dipastikan terinfeksi virus itu pada Sabtu kemarin.

Dikutip dari laman The Times of Israel, Minggu (29/5/2022), infeksi baru muncul lebih dari sepekan setelah Israel menemukan kasus pertama virus tersebut.

Infeksi kedua ditemukan pada seorang pria berusia 30-an yang telah kembali dari perjalanan ke Eropa Barat.

Pekan lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Israel mengumumkan bahwa dua kasus tambahan yang dicurigai telah dikesampingkan oleh dokter.

Sedangkan untuk gejala penyakit ini termasuk di antaranya demam, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan, kelelahan dan ruam seperti cacar air pada bagian tangan dan wajah.

Sejak Inggris melaporkan kasus pertamanya pada 7 Mei lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan 200 kasus di beberapa negara di seluruh dunia.

Perlu diketahui, virus ini endemik di wilayah Afrika Barat dan Tengah.

Berbicara kepada Majelis Kesehatan Dunia pada Jumat lalu, Direktur Departemen Pandemi dan Penyakit Epidemi WHO, Sylvie Briand mengatakan para ahli tidak mengetahui apakah wabah telah mencapai ‘puncak gunung es’.

“Kita tidak tahu apakah ada lebih banyak kasus yang terjadi, tidak terdeteksi di masyarakat,” kata Briand.

Sambil terus memperingatkan bahwa kemungkinan akan ada lebih banyak kasus yang terjadi, ia pun meminta masyarakat untuk tidak panik.

“Itu bukan penyakit yang harus dikhawatirkan masyarakat umum. Bukan Covid-19 (virus corona) atau penyakit lain yang menyebar secara cepat,” papar Briand.

Sementara itu pada Kamis lalu, seorang Ahli Epidemiologi terkemuka di WHO, Dr Maria Van Kerkhove menyampaikan bahwa lebih banyak kasus diperkirakan akan terdeteksi di negara-negara di mana Monkeypox biasanya tidak beredar.

“Kami memprediksi akan ada lebih banyak kasus yang terdeteksi, kami meminta negara-negara untuk meningkatkan pengawasan,” tegas Van Kerkhove, dalam tanya jawab di media sosial.

Van Kerkhove mendesak negara-negara untuk meningkatkan pengawasan, namun menegaskan bahwa wabah tersebut adalah ‘situasi yang dapat dikendalikan’.

Ini adalah situasi yang dapat dikendalikan, meskipun sulit. Namun ini adalah situasi yang dapat dikendalikan di negara-negara non-endemik,” jelas Van Kerkhove.

Di sisi lain, pejabat kesehatan Israel juga menganggap risiko virus tersebut tidak terlalu mengkhawatirkan.

Dalam briefing telepon pada pekan lalu, Kepala Layanan kesehatan Masyarakat Kemenkes Israel, Dr Sharon Alroy-Preis, meminta warganya agar tetap tenang dan mengatakan bahwa wabah virus baru-baru ini bukanlah risiko besar bagi kesehatan masyarakat.

Menurut WHO, Monkeypox biasanya hilang setelah 2 hingga 4 minggu.

Sebuah kasus virus didiagnosis di Israel pada 2018, dan tidak ada infeksi komunitas yang diketahui disebabkan virus ini.


Reaksi & Komentar

وَإِذَا تَوَلَّىٰ سَعَىٰ فِي الْأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ البقرة [205] Listen
And when he goes away, he strives throughout the land to cause corruption therein and destroy crops and animals. And Allah does not like corruption. Al-Baqarah ( The Cow ) [205] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi