BANDA ACEH – Militer Israel (IDF) mengonfirmasi peluncuran serangan di Iran yang disebut menargetkan target militer Iran.
Kabar ini menyusul laporan setidaknya lima ledakan keras di Ibu Kota Iran, Teheran pada Sabtu (26/10/2024) dini hari ini.
“Rezim di Iran dan proksinya di kawasan tersebut telah tanpa henti menyerang Israel sejak 7 Oktober – di tujuh front – termasuk serangan langsung dari tanah Iran,” kata juru bicara IDF, Daniel Hagari, melalui pernyataannya hari ini, seperti diberitakan The Times of Israel.
“Seperti negara berdaulat lainnya di dunia, Negara Israel memiliki hak dan kewajiban untuk menanggapi,” lanjut pernyataan itu.
“Kemampuan pertahanan dan serangannya dikerahkan sepenuhnya,” tambahnya.
IDF menegaskan mereka akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mempertahankan Israel.
Sebelumnya, media Iran, Fars News, melaporkan ledakan di dekat atau di kawasan bandara internasional Imam Khomeini pada dini hari ini.
Sekutu Israel, Amerika Serikat (AS), diberitahu sesaat sebelum Israel melakukan serangan udara terhadap Iran hari ini, seperti diberitakan Fox News.
Israel sebelumnya dikabarkan mulai merencanakan serangan besar ke Iran, menurut dua dokumen yang diduga berasal dari intelijen sekutunya, Amerika Serikat (AS), yang bocor melalui akun Telegram ‘Middle East Spectator’ pada Jumat (18/10/2024).
Dokumen itu menyebutkan hasil pemantauan AS terhadap Israel yang meningkatkan aktivitas militer sebagai persiapan menyerang Iran.
Di antaranya, Israel menggelar latihan militer dengan menangani rudal balistik yang diluncurkan dari udara (ALBM), latihan operasi UAV rahasia, dan latihan pengerahan pasukan besar (LFE) kedua pada 15-16 Oktober 2024.
Iran Luncurkan 2 Serangan Balasan ke Israel Tahun Ini
Tahun ini, Iran meluncurkan dua kali serangan balasan secara langsung ke Israel, yaitu operasi “Janji Sejati” pada 13 April 2024 dan “Janji Sejati 2” pada 1 Oktober 2024.
Operasi pertama untuk membalas serangan udara Israel di konsulat Iran di Damaskus, Suriah, yang membunuh Komandan IRGC Mohammad Reza Zahedi dan anggota IRGC lainnya pada 1 April 2024.
Sedangkan operasi “Janji Sejati 2” untuk membalas serangan mematikan Israel di Jalur Gaza serta pembunuhan pemimpin Hamas, Hizbullah dan petinggi IRGC.
Iran berhasil menembus pertahanan udara Israel dengan meluncurkan lebih dari 200 rudal pada Operasi “Janji Sejati” dan 180 rudal pada Operasi “Janji Sejati 2”, seperti diberitakan Al Jazeera.
Kedua serangan balasan itu berhasil menghantam sejumlah target di Israel, namun sebagian besar dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel dan koalisi pertahanan di kawasan yang dipimpin oleh sekutunya, AS.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersumpah akan merespon serangan balasan Iran, sementara Iran mengancam akan memberikan pukulan menyakitkan jika Israel menyerang wilayahnya.
Sebagai informasi, Israel bersama AS dan sekutunya menuduh Iran mendanai kelompok perlawanan seperti Hizbullah, Hamas, Kataib Hizbullah, Jihad Islam Palestina (PIJ), dan kelompok lain di Suriah, Irak, dan Lebanon untuk melawan Israel dan sekutunya di kawasan itu.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 42.847 jiwa dan 100.544 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (24/10/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023