BANDA ACEH – Tutup dan segel tabung Liqiluified Petroleum Gas atau LPG kemasan 3 Kilogram (Kg) bersubsidi berbeda-beda di tiap daerah, ini bertujuan agar memudahkan pengawasan.
Hal ini disampaikan Ketua Hiswana Migas Aceh, Nahrawi Noerdin menanggapi maraknya penjualan elpiji kemasan 3 kilogram diatas harga eceran tertinggi (HET) di Banda Aceh selama ini.
Menurut Nahrawi, banyaknya pengecer elpiji melon (gas 3 kg) dengan harga mencapi Rp 35 ribu di kios-kios belum tentu elpiji tersebut berasal dari agen penyalur yang ada di Banda Aceh, bisa jadi dari kabupaten lain.
Baca Juga:
Hiswana Migas Kecewa Masih Ada Elpiji 3 Kg Dijual Tak Sesuai HET
Hiswana Migas Aceh Dapat Laporan Gas Melon Dijual di Luar HET
Pengusaha yang akrap disapa Toke Awi ini menuturkan, untuk memudahkan pengawasan ini maka tutup plastik pada tabung elpiji 3 kg dibuat berbeda di tiap daerah.
Toke Awi mengaku, tujuanya agar penyaluran gas elpiji subsidi tersebut tepat sasaran dan sebagai salah satu bentuk pengawasan untuk menghindari penyimpangan.
“Lain Kabupaten lain warna plastic wrapnya, dengan beda warna ini kita dapat melihat asal kabupaten mana gas yang beredar di kios pengecer di Banda Aceh selama ini,” kata Toke Awi, Rabu (22/2/2023).
Nahrawi merincikan, untuk kota Banda Aceh plastic wrapnya berwarna biru tua, Aceh besar warna merah tua, Aceh Jaya warna kuning. Kemudian Aceh Barat warna biru muda, Aceh Barat Daya warna merah muda, Aceh Selatan warna kuning.
Kabupaten Nagan Raya warna hijau tua, Pidie warna hijau muda, Pidie Jaya warna merah muda, Bireuen warna biru muda, Lhokseumawe kuning, Aceh Utara warna hijau tua.
Lalu Aceh Timur warna biru tua, Langsa warna merah tua, Aceh Tamiang warna hijau tua, Aceh Tengah warna merah tua, Aceh Tenggara warna hijau tua, Gayo Lues warna kuning.
Baca Juga:
Hiswana Migas Apresiasi Polda Aceh Berhasil Ciduk Penimbun BBM Subsidi di Aceh Jaya
Hiswana Migas Aceh Imbau Pemilik Kendaraan Beli BBM Pakai QR Code
Kemudian Kota Subulussalam berwarna merah tua , Aceh Singkil warna biru tua, Sabang warna hitam, serta Bener Meriah warna putih.
“Jadi dengan melihat warna pada tutupnya ini kita bisa mengenali asal kabupaten mana gas melon tersebut beredar di Banda Aceh,” terangnya.
Selain itu, Toke Awi juga meminta Pj Wali kota Banda Aceh, Bakri Siddiq, agar tegas dalam menjalankan aturan distribusi elpiji 3 kg subsidi tersebut.
Sebab, kata Owner D’Energy Cafe, Lamsayeun, Aceh Besar itu, dalam aturan sudah jelas bahwa elpiji 3 kg sistem penjualannya dari agen penyalur ke pangkalan, kemudian dari pangkalan langsung kepada masyarakat penerima manfaat
“Tidak ada aturan LPG 3 kg bisa di jual di kios kios pengecer, jadi Pak Pj Wali Kota kita harap lebih jeli dalam hal ini,” ungkapnya.
Nahrawi menambahkan, jika elpiji 3 kg tidak beredar di kios-kios, maka masyarakat penerima manfaat akan selalu mencukupi.
“Saya yakin LPG 3 kg yang diecer tersebut merupakan hak masyarakat miskin, yang diperjualbelikan di atas harga HET,” pungkasnya.[]