Jokowi Larang Bicara Penundaan Pemilu, RG: Yang Dihentikan Ucapannya tapi Aktivitasnya Tetap Jalan

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

– Larangan Presiden Jokowi terhadap para menteri Kabinet Indonesia Maju bicara soal penundaan pemilu, dan perpanjangan jabatan ditanggapi pengamat politik Rocky Gerung.

Rocky Gerung menyebut jika hal tersebut merupakan akal-akalan saja. Menurut Rocky, hal tersebut diucapkan Jokowi agar masyarakat menganggapnya lebih mementingkan suara rakyat.

ADVERTISEMENTS

“Presiden Jokowi memang mengucapkan itu. Tetapi soal yang diucapkan di sidang kabinet itu konsumsi diplomasi politik. Seolah presiden mendengarkan suara rakyat. Kalau dia dengar dia akan hentikan itu ketika asisten khususnya dan 34 orang sekitarnya untuk mengorganisir kampanye kumpulan tekad,” kata Rocky Gerung dikutip Hops.ID dari Youtube Rocky Gerung Official, Jumat 8 April 2022.

ADVERTISEMENTS

“Kita tahu semua bahwa ini adalah akal-akalan saja seolah presiden mengemudi di depan rakyat, saya tidak ingin ditampar, padahal semua orang malah ingin menampar dia justru karena tidak konsisten,” lanjutnya.

ADVERTISEMENTS

Rocky Gerung juga menyebutkan, jika Jokowi memiliki tujuan tertentu dengan adanya pernyataan tersebut.

ADVERTISEMENTS

“Jokowi memang bersepakat tentu diam-diam ucapin hal itu untuk mengutus asisten-asisten operasional ke daerah bikin kebulatan tekad. Jadi itu intinya,” kata Rocky.

ADVERTISEMENTS

“Jokowi tentu bilang wah kan saya udah pernah ucapkan supaya hentikan itu. Iya hentikan ucapannya, tetapi aktivitasnya tetap jalan,” katanya.

ADVERTISEMENTS

Rocky mengatakan, hal itu merupakan taktik Jokowi agar bisa menikmati kepuasan ibu kota baru.

“Kita akan melihat terus kebulatan tekad gak mungkin dihentikan. Karena sudah menjadi semacam tujuan utama Presiden Jokowi adalah menikmati kepuasan, agar bisa menikmati ibu kota baru,” katanya lagi.

Rocky juga menyebut, Jokowi sudag menyewa beberapa tokoh intelektual dan menyogok beberapa ahli hukum untuk mewujudkan tujuannya itu.

“Tokoh-tokoh intelektual sudah pada disewa, mulai membuat opini tentang masuk akalnya tiga periode, pakar-pakar HTN juga disogok, mungkin akan disogok dengan mobil listrik karena itu garasi mereka sudah dibikin lebar. Karena memerlukan opini hukum untuk mewujudkan ide tiga periode itu intinya,” kata Rocky.***

Exit mobile version