Jurassic World Dominion Dapat Rating Jelek, Ini Penjelasan Sang Sutradara

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Kisah spesies dinosaurus yang coba dibangkitakan di era modern akhirnya resmi berakhir lewat film Jurassic World: Dominion. Film ini menjadi penutup untuk seri Jurassic Park yang rilis pertama kali di tahun 1993, sekaligus penutup trilogi Jurassic World.

Jurassic World: Dominion berlatar 4 tahun setelah kejadian film Fallen Kingdom (2018). Konsekuensi dari keputusan yang diambil Owen (Chris Pratt), Claire (Bryce Dallas Howard), dan Maisie (Isabella Sermon) untuk melepas dinosaurus ke dunia luar diperlihatkan di film ini.

ADVERTISEMENTS

Berkat mereka, manusia kini harus hidup berdampingan bersama dengan dinosaurus, dan memasuki era baru yang dinamai Ian Malcolm sebagai Neo-Jurassic Age.

ADVERTISEMENTS

Meski ramai penonton, sayangnya, Jurassic World: Dominion mendapat rating jelek. Yang terjelek, diantara dua seri sebelumnya. Jurassic World (2015) dan Jurassic World: The Fallen Kingdom (2018). Film ini dianggap kehilangan fokusnya. Selain dinosaurus yang hidup berdampingan dengan manusia, di sini juga ada masalah belalang raksasa yang mengganggu. Selain itu banyak hal terlalu klise dalam film berdurasi 2 jam 46 menit ini.

ADVERTISEMENTS

Di laman Rotten Tomatoes, Dominion menjadi nilai terburuk dari tiga saga Jurassic World, yang telah dibuka cemerlang dengan skor 71 pada 2015, lalu anjlok ke 47 persen pada 2018. Kini, kritikus Hollywood ramai-ramai mengeluhkan film ini hingga Jurassic World Dominion mendapatkan nilai 34 persen. Advanced dalam visual efek dan aksi, tapi meninggalkn perasaan hambar begitu keluar dari bioskop.

ADVERTISEMENTS

Sang sutradara, Collin Trevorrow mencoba menjelaskan, bahwa konflik di seri ketiga ini memang berbeda. Merupakan dampak dari The Fallen Kingdom, ketika dinosaurus akhirnya lepas dari habitatnya. “Dalam film ini mengisahkan bagaimana masing-masing dari mereka, manusia modern dan dinosaurus untuk bisa hidup berdampingan. Jika tidak, maka manusia akan punah, sama seperti dinosaurus. Belalang raksasa, adalah pengembangan dari makhluk purba juga, sama seperti dinosaurus, yang dibuat penelitian dan dikembangkan,” ungkap Trevorrow.

ADVERTISEMENTS

Sumber: Tabloidbintang

ADVERTISEMENTS
Exit mobile version