BANDA ACEH – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis laporan investigasi terkait insiden pilot yang tertidur saat bertugas di Batik Air. Insiden itu terjadi pada 25 Januari 2024 lalu dalam penerbangan pesawat rute Kendari-Jakarta.
Dalam laporan tersebut, terungkap bahwa pilot dan kopilot sempat tertidur bersamaan ketika tengah menerbangkan pesawat. KNKT mengklasifikasikan peristiwa tersebut dalam kategori ‘serius’.
Pesawat Airbus A320 registrasi PK-LUV ini sedang berpoerasi menerbangkan penumpang dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Kendari, dan pulang pergi. Dioperasikan dua pilot dan empat pramugari.
Dua pilot tersebut yang tidak diungkap identitasnya yakni pilot utama berusia 32 tahun dan seorang co-pilot berusia 28 tahun. Penerbangan dilakukan PP, yakni Jakarta-Kendari lalu Kendari-Jakarta.
Pada saat penerbangan pertama Jakarta ke Kendari, pilot menawarkan kepada kopilot untuk tidur karena melihat dia kelelahan.
“Selama transit ini, kedua pilot memakan mi instan di kokpit,” demikian laporan KNKT dikutip pada Sabtu (9/3/2024).
Akhirnya kopilot memutuskan untuk tidur selama 30 menit saat pesawat di ketinggian 36 ribu kaki. Pilot mengambil alih tugas dari kopilot saat itu.
Pesawat berhasil landing dengan selamat di Kendari. Sedangkan pada penerbangan Kendari-Jakarta, Pesawat kemudian bergerak untuk penerbangan pulang dengan nomor penerbangan BTK6723.
Kedua pilot menggunakan headset untuk memantau komunikasi radio pengontrol lalu lintas udara. Pengeras suara kokpit menyala dengan volume minimal.
Pesawat kemudian berangkat dari Kendari menuju Jakarta. Total penumpang yang berada di dalamnya sebanyak 153 orang. Pesawat terus menaik hingga ketinggian jelajah 36.000 kaki.
Ketika pesawat mencapai ketinggian jelajah 36 ribu kaki, pilot dan kopilot melepas headset dan volume pengeras suara kokpit ditingkatkan. Pilot kemudian meminta izin beristirahat kepada kopilot dan dikabulkan. Hingga kini belum ada pernyataan resmi dari maskapai