BANDA ACEH – Didasarkan pada parameter penilaian Covid-19 yang terus melandai, saat Indonesia sedang bersiap untuk menuju endemi. Meski demikian kewaspadaan terhadap adanya kemungkinan mutasi virus tetap dilakukan. “Sesuai pengumuman Dirjen WHO kita saat ini seluruh dunia telah menghadapi masa yang menggembirakan karena tanda-tanda hilangnya pandemi Covid mulai terlihat, termasuk di Indonesia,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH pada keterangan pers virtual di Jakarta.
Kasus Covid di Indonesia didasarkan pada penilaian parameter Covid-19 mulai dari angka kasus hingga penggunaan tempat tidur perawatan. Parameter pertama terlihat penurunan kasus konfirmasi mingguan sejak Agustus minggu ketiga. Saat ini rata-rata angka kasus harian berkisar di angka 2000 kasus. Ini dibarengi dengan penurunan positivity rate mingguan menjadi 6.38% dalam minggu terakhir. Kasus kematian juga mengalami penurunan menjadi 123 per minggu, atau rata-rata di bawah 20 per hari.
Penurunan angka kasus Covid-19 juga dibarengi penurunan angka perawatan pasien di rumah sakit, dimana BOR terus mengalami penurunan dari angka 5% pada 10 September menjadi 4.83% saat ini. Kasus harian dengan positivity rate cenderung melandai dalam satu bulan terakhir.
Tapi masih ada 8 provinsi di Indonesia yang mengalami peningkatan kasus selama satu minggu terakhir, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, Bangka Belitung, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utama. Sementara 26 provinsi lain terjadi penurunan kasus harian.
Indonesia mengadopsi enam strategi WHO menuju endemi mulai dari mengkomunikasikan risiko melalui sosialisasi kepada masyarakat bahwa pandemi Covid-19 masih ada dengan risikonya. Juga melakukan vaksinasi dosis 1, dosis 2 hingga vakasinasi booster. Selanjutnya memastikan sistem pelayanan kesehatan dari hulu ke hilir sebagai antisipasi jika terjadi lonjakan kasus. Juga dilakukan upaya pengendalian secara menyeluruh dan berkesinambungan.
Juga dilakukan penguatan upaya surveilans di Indonesia ke dalam lima tahapan, mulai dari Transisi dari case-based nation wole survailance ke sentimel surveillance, Melakukan integrasi survailen Covid-19 dengan survailen LUSARI, Menguatkan community based surveillance yang akan terintegrasi dengan Sistem Kewaspadaan Diri dan Respons (SKDR) yang ada di puskesmas, Hospital based surveillance, selain akan terintegrasi dengan SKDR, tetapi juga trennya akan dipantau melalui surveilans SARI untuk kasus-kasus berat, environmental Surveilans (ES) juga akan menjadi salah satu sistem surveilans yang akan dikembangkan. “Paling penting dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, termasuk disiplin memakai masker,” Ujar dr. Syahril.
Sumber: kemkes.go.id.
Penulis Redaksi
Editor Suyanto Soemohardjo
Sumber: Tabloidbintang