Plintat-plintut Jokowi termasuk berulang-ulang tidak konsisten menegaskan ikut cawe-cawe atau netral, sejatinya menjadi bentuk kebingungan dan rasa frustrasi Jokowi hingga menjadikan MK sebagai senjata pamungkas dan andalannya ikut memengaruhi Pilpres 2024.
Mari kita lihat apakah Jokowi mulus menjalankan ambisi dan syahwat kekuasaannya dalam pilpres 2024? Apakah fenomena MK menjadi antiklimaks dari rangkaian kejahatan konstitusi dan demokrasi, yang dilakukan Jokowi dan kroninya untuk Pilpres kali ketiga yang melibatkannya?
Atau ini menjadi babak baru pergumulan konflik moral dan etika yang berhadapan dengan pseudo demokrasi. Jawabannya sederhana, rakyat diam maka ketertindasan akan melekat selamanya, begitupun sebaliknya rakyat melawan maka kejahatan konstitusi dan demokrasi akan berpikir ulang untuk memaksakannya.
Tinggal rakyat yang bersikap akankah membiarkan kecurangan bahkan sebelum Pilpres 2024 dilaksanakan. Atau Pilpres akan berlumuran darah dan nyawa hanya untuk memilih presiden yang jauh dari kepantasan dan kelayakan.
Rasa malu dan sungkan menegakan kebenaran, lambat laun menjadi bibit subur kejahatan dan kemunafikan.
**). Penulis adalah Ketua Umum Relawan Bro Anies (Bronies)