“Negara-negara Teluk melihat kebijakan peredaan Amerika terhadap Iran selama dekade terakhir bertanggung jawab atas Iran meningkatkan agresinya,” ujar Alyahya, menambahkan bahwa kebijakan tersebut telah memulai “api yang dapat menyebar ke rumah kami.”
“Ketika pyromaniac datang ke rumah Anda, itu berbahaya. Yang lebih menakutkan adalah ketika pyromaniac datang berpakaian seperti pemadam kebakaran,” ujarnya merujuk pada kebijakan AS tentang Iran.
Sementara itu, AS telah menegaskan kembali komitmennya terhadap keamanan Teluk dengan memperkuat pertahanan regional terhadap serangan rudal. Presiden AS Joe Biden pada Jumat (22/4) memilih diplomat karir Michael Ratney sebagai duta besar AS berikutnya untuk Riyadh. Jika dikonfirmasi, dia akan menjadi diplomat karir pertama yang memegang jabatan di negara itu dalam tiga dekade.
Manifestasi paling jelas dari pemikiran ulang ini adalah reaksi diam negara-negara Teluk terhadap perang di Ukraina. Sekutu AS belum sepenuh hati mendukung posisi pemerintahan Biden dalam perang Rusia di sana, dan para pejabat regional telah menunjuk konflik tersebut sebagai tanda perubahan tatanan dunia di mana Barat mungkin tidak banyak bicara daripada dulu.
Arab Saudi, pengekspor minyak utama dunia, dan UEA telah menolak seruan AS untuk meningkatkan produksi minyak guna menurunkan harga minyak mentah yang memicu perang Rusia, dan memilih untuk tetap beraliansi dengan sesama pengekspor Rusia untuk meningkatkan produksi secara bertahap. Lebih dari 15 bulan kepresidenannya, Joe Biden dan putra mahkota penguasa de facto Saudi Mohammed bin Salman belum berbicara satu sama lain.
Diketahui, Riyadh memutuskan hubungan dengan Teheran pada 2016 setelah pengunjuk rasa Iran menyerbu kedutaan Saudi di ibukota Iran menyusul eksekusi seorang ulama Syiah di Arab Saudi.
Fasilitas minyak di Arab Saudi dan UEA telah diserang dalam beberapa tahun terakhir oleh aktor yang diyakini didukung oleh Iran, termasuk pemberontak Houthi Yaman. Dalam kedua kasus tersebut, negara-negara Teluk dikecewakan oleh tanggapan AS, yang mendorong pemikiran ulang tentang pilar hubungan AS-Teluk yang sudah berlangsung lama yang memastikan pertimbangan Arab untuk kebutuhan energi AS sebagai imbalan atas jaminan keamanan Amerika.