Jumat, 15/11/2024 - 14:06 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

OPINI
OPINI

Kekalahan Amerika dan Israel di Gaza

DUNIA menyaksikan bahwa Gaza hancur lebur oleh serangan brutal penjajah Israel, namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu masih mengoceh bahwa tak ada bencana kemanusiaan di Jalur Gaza. Dalam pertemuan dengan sekutunya Amerika Serikat untuk situasi kemanusiaan di Gaza, Netanyahu menyatakan bahwa saat ini “tidak ada bencana kemanusiaan di Gaza” seperti yang dikhawatirkan masyarakat global, demikian penulis kutip dari laman CNN Indonesia, Rabu (17/1/2014).

Ini merupakan kedustaan kesekian yang disampaikan para pejabat Israel mengenai situasi Jalur Gaza setelah serangan intensif ke berbagai wilayah Gaza. Netanyahu bahkan menyebut Afrika Selatan kurang ajar karena menyeret Tel Aviv ke Mahkamah Internasional di Den Haag. Pendusta ini mengumpat dalam konferensi pers. Padahal baik Afrika maupun Israel adalah peratifikasi Konvensi Genosida.

Merespons tuduhan genosida dari Afrika Selatan, Netanyahu mengklaim bahwa “dunia sedang terbalik” karena menurutnya Israel justru sedang memerangi genosida. Netanyahu lantas menyindir Afrika Selatan, karena bertingkah bak pahlawan. Netanyahu menegaskan bahwa negaranya tak akan pernah menghentikan serangan terhadap Gaza sampai mencapai kemenangan. Netanyahu bahkan sesumbar bahwa mahkamah internasional sekali pun tak akan mampu menghentikan operasi militer Israel.

Kesombongan Israel  ini kiranya berbeda dengan realitas penarikan mundur tentara Yahudi dari Gaza. Menteri Kabinet Perang Israel Gideon Sa`ar mengakui bahwa Hamas tidak dapat dikalahkan oleh Israel. Kini hanya tersisa 3 batalion di Gaza dengan kerugian besar dalam peralatan dan personel di semua medan tempur. Tentara Zionis, dengan kelemahan dan kesombongannya, tampak tidak berdaya dan bingung, sehingga hanya mampu menunjukkan kekuatannya dengan membantai anak-anak, perempuan dan orang tua di rumah-rumah mereka.

Mengutip dari tribunnews.com pada 16/1/2024, perlawanan Palestina telah membelenggu tentara Zionis sejak hari pertama konfrontasi dan mampu membatasi pergerakan tentaranya di pinggiran Jalur Gaza. Juru Bicara Brigade Izz al-Din al-Qassam, Abu Ubaida, mengonfirmasi bahwa perlawanan menargetkan dan menghilangkan 1.000 kendaraan militer zionis dalam waktu 100 hari setelah agresi di Jalur Gaza. Para pakar analis perang mengomentari penarikan pasukan ini sebagai akal-akalan untuk mengelabui dunia bahwa Israel telah kalah dan gagal mencapai tujuannya di Gaza.

Kekalahan Penjajah

Amerika sebagai ibu asuh dari negara Zionis harus menyelamatkan wajah Israel di mata dunia. Selama ini Israel terlanjur dicitrakan sebagai negara tangguh melalui berbagai manuver dan propaganda. Faktanya hingga lebih dari 100 hari tak ada gudang senjata Hamas yang dihancurkan, tak ada terowongan dan markas Hamas yang ditemukan, mereka hanya berhasil membunuh beberapa orang pejuang Hamas selebihnya menghancurkan Gaza secara total dan membantai warganya melalui berbagai serangan udara dengan menggunakan senjata-senjata yang dilarang oleh hukum internasional. Pembantaian ini mengungkap wajah Israel dan Amerika sebagai teroris global bersanding dengan sekutu Eropa mereka seperti Inggris, Perancis dan Jerman.

Amerika harus mengalihkan pandangan dunia agar tidak fokus pada kondisi remuknya Israel di Gaza sebagai sebuah kekalahan mereka. Dengan tidak tahu malu, Amerika yang telah mengirimkan bala bantuan bersama Inggris untuk membantu Israel membantai Gaza menyampaikan harapannya agar perang di Gaza segera berakhir sekaligus terjaminnya hak-hak politik Palestina.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken menutup aib Israel dengan menyatakan pentingnya realisasi hak-hak politik palestina guna mewujudkan perdamaian di wilayah tersebut. Blinken ibarat duta iblis yang sedang berfatwa tentang perdamaian seraya berpura-pura lupa bahwa Amerika adalah aktor dibalik genosida Palestina. Blinken mengabaikan fakta bahwa Amerika dan Inggris telah membakar kota-kota Yaman karena dukungan Yaman terhadap Palestina.

Amerika tidak ingin mengakui kekalahan mereka dari Hamas, karena akan sangat memalukan bagi negara superpower yang memerangi Hamas bersama sekutu-sekutu Eropanya sekaligus memanggil Yahudi dari seluruh dunia untuk berkontribusi dalam pembantaian ini. Selain itu Amerika juga tidak ingin dunia mengetahui bahwa mereka pun tak dapat berdiri sendiri melawan kelompok Houthi Yaman di Laut Merah.

1 2

Reaksi & Komentar

ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ نَزَّلَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِي الْكِتَابِ لَفِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ البقرة [176] Listen
That is [deserved by them] because Allah has sent down the Book in truth. And indeed, those who differ over the Book are in extreme dissension. Al-Baqarah ( The Cow ) [176] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi