BANDA ACEH – Kelompok Houthi Yaman kembali merontokkan drone canggih MQ-9 Reaper milik Amerika Serikat.Drone itu ditembak jatuh menggunakan rudal di wilayah Provinsi Maarib Yaman barat laut. Ini merupakan drone MQ-9 Reaper ke-9 yang ditumbangkan Houthi sejak musim gugur tahun lalu.
Pengumuman disampaikan juru bicara militer Anshar Allah atau kelompok Ansharullah Houthi Yaman, Brigjen Yahya Saree, Sabtu (7/9/2024).
“Sebuah pesawat nirawak MQ-9 Amerika ditembak jatuh saat menjalankan misi musuh di langit Provinsi Maarib. Pesawat nirawak ini adalah pesawat kedelapan dari jenis ini yang ditembak jatuh selama pertempuran dan jihad suci untuk mendukung Gaza,” kata Saree.
Pemimpin Houthi Abdul Malik al-Houthi mengancam akan memperluas operasi melawan Israel dan negara-negara barat yang mendukungnya di darat.
Ia menekankan musuh akan lengah di darat sebagaimana mereka lengah di laut dengan bantuan teknologi baru yang akan membantu untuk menyakiti mereka.
Al-Houthi juga mengatakan tanggapan terhadap pemboman Israel di pelabuhan Hodeidah di Yaman barat semakin dekat.
Kehebatan Houthi Yaman sebelumnya ditunjukkan saat pasukan darat mereka menumbangkan pesawat nirawak canggih MQ-9 Reaper di wilayah Saada, Yaman utara.
Dari rongsokan drone yang dirontokkan, drone itu tida memiliki tanda apapun. Ketiadaan tanda itu justru menunjukkan drone dioperasikan dinas intelijen CIA.
Foto dan video rongsokan drone MQ9 Reaper itu beredar sejak Minggu 4 Agustus 2024, dan disebutkan ditemukan di pegunungan pusat kekuasaan Houthi Yaman.
Secara total, sejak tahun 2017 kelompok Houthi Yaman telah berhasil menghancurkan sekurangnya 10 drone milik militer AS maupun CIA.
Drone Reaper pertama ditembak jatuh pada 1 Oktober 2017 di Sanaa, ibu kota Yaman. Drone ke-9 sebelum peristiwa terakhir, dijatuhkan di wilayah Maarib pada 29 Mei 2024.
Jumlah ini tidak termasuk jenis drone lain, termasuk Predator yang sangat berbahaya, serta drone-drone lain buatan AS yang dioperasikan pasukan koalisi Arab.
Segera sesudah drone MQ9 Reaper ke-10 itu dijatuhkan di Saada, jet-jet tempur Amerika dan Inggris melancarkan serangan balasan.
Gempuran itu menewaskan 15 penduduk sipil Yaman dan melukai 35 orang lainnya di Hodeideh, Sanaa, hingga Taiz di dekat perbatasan Yaman-Arab Saudi.
Rentetan peristiwa ini melengkapi intensifnya perlawanan Houthi Yaman melawan koalisi pasukan Arab dan barat, serta upaya keras mereka menyerang Israel.
Houthi Yaman telah menunjukkan kemampuan serius mereka setelah dua pekan lalu drone kamikaze mereka menembus pertahanan Israel dan menghantam sasaran di Tel Aviv.
Israel membalasnya lewat serangan udara massal melibatkan belasan jet tempur ke Pelabuhan Hodeideh yang menghancurkan kilang minyak, pelabuhan, dan infrastruktur kelistrikan Yaman.
Pertanyaannya, siapa sesungguhnya Ansar Allah Yaman ini? Bagaimana mereka bisa meningkatkan kapasitas militernya begit signifikan, di negara termiskin di jazirah Arab yang kaya migas itu? Siapa di belakangnya?
Amerika Serikat dan Inggris telah mengecam keras kelompok Houthi yang membuat mereka malu berat setelah pesawat nirawak MQ-9 Reaper senilai $ 31 juta itu tumbang di langit Yaman.
Sebaliknya, tokoh Biro Politik Houthi, Ali al-Qahoum, bersumpah mereka akan menghadapi setiap tindakan agresi asing dengan cara sangat menyakitkan.
Nasruddin Amer, tokoh politik Houthi menambahkan, Amerika, Inggris dan sekutunya takkan bisa mengalahkan mereka.
Mengutarakan dukungannya kepada rakyat Palestina, ia sesumbar, jika pun seluruh dunia menyerang Sanaa, mereka tidak akan pernah meninggalkan Gaza.
Houthi Yaman telah menunjukkan bukti-bukti tak terbantahkan lewat aksi blokade dan serangan mematikan mereka atas kapal-kapal terkait Israel yang melintas di Laut Merah dan Laut Arab.
Houthi Yaman juga pernah menembakkan sejumlah rudal balistik melintasi Laut Merah tembus ke kota pelabuhan Eilat Israel.
Dari semua capaian Houthi Yaman di perang mereka melawan koalisi Arab dan barat, secara material mungkin tidak sebanding dengan korban jiwa dan harta serta kerusakan yang diderita Yaman.