Minggu, 17/11/2024 - 17:55 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Kenapa Soeharto Minta Anaknya Jangan Dendam meski Dikhianati Setelah Berkuasa 32 Tahun?

24 Tahun lalu sudah Soeharto lengser dari jabatan Presiden RI yang didudukinya selama 32 tahun.

Saat demo turunkan Soeharto memuncak pada Mei 1998, situasi kalut dan mencekam. Ada tawaran lho dari presiden negara lain agar Soeharto berlindung saja menyelamatkan diri di luar negeri.

Soeharto berterima kasih atas banyaknya tawaran yang masuk kepadanya untuk tempat berlindung, namun Soeharto tetap pilih di Indonesia saja.

Putri Soeharto, Mbak Tutut atau Siti Hardijanti Hastuti Indra Rukmana menuliskan saat-saat Soeharto menyikapi Mei 1998. Mbak Tutut menuliskan, tak ada takut pada diri Soeharto menghadapi amukan rakyat.

Mbak Tutut bilang, berat rasanya melihat kala itu banyak hujatan cacian makian dan ragam tuduhan yang ditujukan kepada Soeharto dan keluarganya.

Anak-anak Soeharto mengaku berat mendapatkan tekanan itu, tapi Soeharto malah mengingatkan anak-anaknya untuk sabar dan jangan dendam.

Soeharto tidak takut, ogah pergi dari Indonesia

Saat situasi makin kacau, Mbak Tutut mengatakan banyak yang meminta Soeharto angkat kaki dari kediaman Cendana, untuk alasan keselamatan.

Bahkan, kata Tutut, ada beberapa presiden yang menawari Soeharto untuk berlindung ke negara mereka.

Tapi Soeharto ogak menerima tawaran itu. Kata Soeharto dia ingin tetap di Cendana, tinggal dan mati di Indonesia, tempat kelahirannya.

“Saya tidak akan pergi ke mana-mana. Ini rumah saya. Saya akan tetap di sini. Sampaiken terima kasih saya pada sahabat-sahabat saya dari negara-begara lain. Tapi maaf, saya tidak akan meninggalken Indonesia. Saya lahir di Indonesia. Seandainya saya harus mati, saya akan mati di Indonesia, negeri di mana saya dilahirken,” kata Soeharto yang dituliskan Mbak Tutut di laman tututsoeharto.id dikutip Hops.ID, Minggu 22 Mei 2022.

Mbak Tutut lega dengan sikap bapaknya tersebut, tetap akan berada di Indonesia. Artinya, Soeharto, di mata Mbak Tutut adalah seorang ksatria.

Mbak Tutut kemudian bertanya kepada Soeharto, apakah tidak takut menghadapi amukan rakyat. Soeharto nyatakan tidak takut, dan yakin nanti jalannya sejarah akan membuktikan pilihan sikapnya.

“Kenapa saya harus takut? Saya tidak bersalah. Saya sudah melakuken tugas saya dengan sebaik kemampuan yang saya punya,” kata Soeharto menjawab Mbak Tutut.

Jangan dendam anak-anakku

Nah anak-anak Soeharto, kata Mbak Tutut, kala itu tidak terima dengan tuduhan yang diarahkan kepada Soeharto.

Anak-anak Soeharto juga sakit hati menyadari orang sekeliling Soeharto malah mendesak Soeharto mengundurkan diri dari jabatan menteri andai tetap jadi Presiden lagi.

Siti Hardianti Hastuti alias Tutut Soeharto (Foto:FB Tutut Soeharto)

Baca Juga: Sri Mulyani sebut Pertamina akan rugi Rp190 T karena tak naikkan harga BBM, Said Didu: Ahok bikin rekor

Nah ternyata, meski meras dikhianati orang di sekelilingnya, Soeharto berpesan kepada anak-anaknya untuk sabar dan jangan dendam.

“Menurut bapak dendam tidak menyelesaikan masalah dan malah akan semakin banyak korban berjatuhan. Bapak berpesan pada kami, jangan biarkan rakyat menjadi korban hanya untuk mempertahankan kedudukan bapak jadi Presiden,” tulis Mbak Tutut.

Walau diberikan nasehat itu, Mbak Tutut mengatakan emosi anak-anak Soeharto tetap tersulut dengan hujatan-hujatan tak berdasar yang diarahkan ke Soeharto.

“Berat rasanya hati ini menerima tekanan saat itu yang ditujukan pada bapak. Karena kami tahu keseharian bapak. Tuduhan dan perlakuan terhadap Bapak, sudah melampaui batas,” katanya.

Soeharto mengatakan mereka yang turun ke jalan mendesaknya turun adalah gerakan yang terkena hasutan pihak yang ingin negeri hancur.

“Saya meyakini, bahwa yang turun ke jalan, hanya terhasut oleh kelompok yang menginginken Indonesia hancur. Semoga Allah mengampuni mereka, dan segera menyadarken mereka, karena masyarakat kecil yang akhirnya akan lebih menderita. Kami hanya berlindung pada Allah Yang Maha Agung,” kata Soeharto.***


Reaksi & Komentar

الطَّلَاقُ مَرَّتَانِ ۖ فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ ۗ وَلَا يَحِلُّ لَكُمْ أَن تَأْخُذُوا مِمَّا آتَيْتُمُوهُنَّ شَيْئًا إِلَّا أَن يَخَافَا أَلَّا يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ ۖ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا فِيمَا افْتَدَتْ بِهِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَعْتَدُوهَا ۚ وَمَن يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ البقرة [229] Listen
Divorce is twice. Then, either keep [her] in an acceptable manner or release [her] with good treatment. And it is not lawful for you to take anything of what you have given them unless both fear that they will not be able to keep [within] the limits of Allah. But if you fear that they will not keep [within] the limits of Allah, then there is no blame upon either of them concerning that by which she ransoms herself. These are the limits of Allah, so do not transgress them. And whoever transgresses the limits of Allah - it is those who are the wrongdoers. Al-Baqarah ( The Cow ) [229] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi