BANDA ACEH – Iptu Rudiana, ayah Eki, menjadi salah orang yang tengah dicari banyak pihak. Itu lantaran kesaksian dan tindakannya yang dianggap menyalahi aturan dalam pengungkapan kasus tewasnya Vina Cirebon pada tahun 2016, silam. Sebagaimana diketahui, sejak hakim Pengadilan Negeri Bandung mengabulkan sidang praperadilan Pegi Setiawan, keberadaan Iptu Rudiana hilang bak ditelan bumi.
Lantas benarkah dia bersalah dalam penanganan kasus pembunuhan Vina Cirebon?
Menanggapi hal tersebut, Penasihat Ahli Kapolri, Irjen (purn) Aryanto Sutadi mengatakan, pada tahun 2016 lalu, Iptu Rudiana sendiri sempat diperiksa propam atas tuduhan penganiayaan terhadap pada para tersangka kasus Vina Cirebon.
Namun kala itu, dalam pemeriksaan tersebut Iptu Rudiana tidak terbukti bersalah. Nah kekinian, ia kembali diadukan ke Mabes Polri oleh para terpidana kasus Vina Cirebon dan pihak lainnya.
Menurut Aryanto, jika Iptu Rudiana terbukti melanggar aturan, sanksi yang dapat menjeratnya cukup berat, bisa soal kode etik hingga ancaman pemecatan.
“Kalau buktinya cukup, kesaksian cukup, dituntut seperti peradilan biasa. Nah nanti hakim yang memutus. Kalau hakim itu memutus tinggal putusannya apa?” tuturnya.
Aryanto menegaskan, dalam aturan Polri disebutkan, bahwa anggota yang mendapat hukuman lebih dari dua tahun penjara dapat dikenakan sanksi pemecatan dengan tidak hormat atau PTDH.
“Kalau putusannya lebih 3 tahun atau 3 tahun, atau lebih, dia bisa kena PTDH. Dari propamnya gitu, itu kaitannya seperti itu,” jelasnya.
“Tapi untuk membuktikan Rudiana itu sebagai orang bersalah, pembuktiannya sama dengan sistem hukum yang biasa terjadi, harus ada minimal dua alat bukti, yang alat buktinya sesuai dengan KUHAP,” sambung Aryanto.
Selain Iptu Rudiana, sejumlah penyidik yang diduga terlibat dalam pelanggaran tersebut juga terancam mendapat sanksi.
Sebagai informasi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit telah menurunkan propam dan Irwasum untuk mengungkap kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eki.