Zulfadhli mengatakan, saat ini Aceh akan menggelar dua hajatan besar yaitu Pilkada Aceh 2024, dan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-21 yang digelar di Aceh dan Sumatra Utara.
Kedua event tersebut merupakan perhelatan besar, yang bukan saja sebatas seremonial. Tapi sebagai unjuk diri bahwa Aceh merupakan daerah yang telah siap menyongsong era baru, yaitu menuju daerah penting dalam sektor industri.
Akan tetapi, misi besar Pemerintah Aceh yang sedang diemban seperti mission imposible. PON 21 yang digadang-dagang sebagai pembuktian marwah orang Aceh, sampai sekarang koordinasi lintas sektor di internal Pemerintah Aceh, centang perenang.
Di tengah upaya Pemerintah Aceh bekerja keras mewujudkan cita-cita menyukseskan PON, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Kadis Perkim) Aceh Ir. Muhammad Adam justru menunaikan ibadah haji. Bahkan sang kadis berhaji tanpa memberitahukan kepada atasannya.
Dinas Perkim merupakan salah satu stakeholder sangat penting dalam pelaksanaan PON. Dinas tersebut memegang peranan penting dalam pembangunan sejumlah venue, dan komunikasi antar lembaga. Tapi, selama ini Kadis Perkim Aceh Muhammad Adam tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.
Dia tidak bersedia berkomunikasi dengan sejumlah pihak lainnya. Bahkan tidak bersedia melaporkan progress pembangunan venue PON.
Dalam konteks ini, Zuldadhli menilai marwah kepemimpinan Azwardi sebagai Sekda Aceh tidak dihargai oleh Kadis Perkim. Artinya, Azwardi gagal membangun komunikasi yang efektif, tegas, dan to the point.
“Selama ini saya juga sudah mendengar bila Azwardi tidak memiliki kemampuan komunikasi yang memiliki power. Dia lebih banyak basa-basi ketimbang melakukan komunikasi efektif. Ini tidak boleh dibiarkan lebih lama lagi,” kata Zulfadhli Kepada media, Senin (3/6/2024).
Supaya pelaksanaan PON Aceh-Sumut bisa berjalan dengan lancar, dan pelaksanaan Pilkada Aceh dapat berlangsung sukses, Zulfadhli mendesak Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah segera memberhentikan AZwardi dari jabatan Pj Sekda Aceh.
“Pj Guubernur Aceh harus mencari calon Sekda Aceh yang kuat. Punya nilai tawar tinggi, dan tentunya tidak cari aman. Yang sedang dijalankan ini adalah misi besar, bukan kegiatan sepele. Jadi tidak bisa bila Sekda Aceh tidak berani bersikap. Jabatan sekda merupakan jabatan penentu, bukan tukang tunggu perintah,” imbuh Zulfadhli.