BANDA ACEH – Ketua GP Ansor Lampung Hidir Ibrahim telah menyerahkan kasus pelemparan bom molotov oleh orang tak dikenal (OTK) dengan mengendarai sepeda motor ke rumahnya Sabtu (17/12/2023) pukul 02.52 WIB kepada kuasa hukumnya Sarhani.
“Saat ini Pak Hidir Ibrahim masih di Jakarta bersama anak istrinya karena ada acara keluarga. Beliau memberikan kuasanya kepada saya untuk menangani peristiwa pidana ini,” kata Sarhani, Minggu (17/12/2023).
Saat ditanya apakah teror bom molotov ini terkait jabatan, Sahrani menjelaskan dirinya fokus soal tindak pidana saja.
Dirinya sudah melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Bandar Lampung. “Yang dikuasakan ke saya itu hanya persoalan dugaan tindak pidana pelemparan bom molotov di rumah Pak Hidir Ibrahim. Laporan kita sudah diterima Polresta Bandar Lampung,” bebernya.
Kuasa hukum telah melaporkan kejadian pidana tersebut kepada polisi dengan nomor LP/B/1851/XII/2023/SPKT/POLRESTA BANDAR LAMPUNG/POLDA LAMPUNG. “Klien kami berharap polisi segera mengungkapkan kasus tersebut untuk menghindari kejadian serupa tak terulang lagi,” kata Sarhani.
Sarhani menjelaskan saat terjadi pelemparan bom molotov itu bahwa kliennya sedang tertidur bersama istri dan anaknya.
“Pagi-pagi bangun kemudian melihat dari CCTV ada dua orang mengendarai motor sekitar pukul 03.00 WIB melempar bom molotov pada Sabtu menjelang subuh,” jelasnya.
Pelaku yang melemparkan bom molotov itu diduga dua orang. Bom molotov itu mengenai pagar lampu tembok pagar rumah. “Saat dicek ada pecahan botol dan kain sumbu bom molotov,” tutur Sarhani.
Sebelum dilempar bom molotov oleh dua OTK dengan mengendarai sepeda motor pada Sabtu (17/12/2023) pukul 02.52 WIB, rumah Ketua GP Ansor Lampung yang berada di Jalan Raden Gunawan, Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung ternyata pernah didatangi oleh OTK dengan membacok mobil yang berada di teras.
Peristiwa pengrusakan kaca mobil milik Hidir Ibrahim itu diceritakan oleh tetangganya, Rita.
Pengrusakan itu terjadi saat bulan puasa lalu. Pelaku masuk ke dalam teras Hidir Ibrahim dengan meloncat pagar rumah.
“Kalau dulu yang pertama itu pelakunya sendiri membawa pedang panjang. Dia masuk ke dalam teras rumah Abang (Hidir Ibrahim) dengan merusak kaca spion mobil,” kata Rita.
Rita menceritakan saat itu pelaku masuk ke dalam pekarangan rumah dengan membawa pedang panjang hingga membacok bagian spion mobil. “Saya lihat orangnya itu masuk ke dalam bawa pedang. Dia sendirian masuk.
Pelaku membacok dengan pedang hingga lampu juga pecah,” bebernya.
Sedangkan, untuk kejadian teror kedua ini terjadi dengan melemparkan bom molotov hingga mengenai lampu pagar rumah tokoh Nahdlatul Ulama Lampung ini.
“Pada saat kejadian kedua ini saya bersama keluarga masih tidur. Saya juga malah tahu dari Pak RT yang titip motor di rumah saya pada Sabtu subuh,” tandasnya