Jumat, 15/11/2024 - 20:27 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Ketum Gelora: Demokrasi Memungkinkan Pergantian Rezim Secara Cepat saat Pemimpin Gagal Beri Solusi

BANDA ACEH -Pembunuhan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe merupakan bentuk awal kekerasan politik di negara demokrasi liberal di tengah ancaman krisis global yang berlarut saat ini.

Begitu kata Ketua Partai Gelora Anis Matta ketika berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL menyinggung penembakan Shinzo Abe, Minggu (10/7).

Selain itu, dia juga menyinggung peristiwa yang terjadi di Sri Lanka. Di mana ratusan ribu rakyat yang menggelar unjuk rasa berhasil memaksa presiden keluar dari singgasannya.

“Ketika para pemimpin gagal memberikan solusi atas krisis ekonomi yang sangat membebani rakyat, maka sistem demokrasi memungkinkan pergantian rezim secara cepat karena itu bagian dari daulat rakyat,” tegas Anis Matta.

Bergugurannya rezim dalam sistem demokrasi akibat krisis global yang berlarut merupakan fakta yang tak bisa dihindarkan dari sejarah. Sebab, suasana kebatinan publik sedang rusak berat akibat tekanan hidup dari krisis ekonomi.

“Mereka lantas frustrasi, marah, kecewa dan tidak percaya pada pemerintah. Sementara pemerintah menghadapi masalah yang sangat rumit dan kompleks,” imbuhnya.

Anis menambahkan jika pemerintah negara-negara demokratis liberalis tidak memiliki hati nurani untuk mewadahi aspirasi rakyat, maka dikhawatirkan apa yang terjadi di dunia saat ini bakal terjadi di Indonesia.

“Jika tidak ada kanal konstitusi yg bisa mewadahi suasana jiwa publik yang rusak berat itu, maka dengan gampang situasi itu bisa berkembang menjadi kekerasan politik,” tutupnya


Reaksi & Komentar

وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ ۚ وَمَا هُم بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ ۚ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۚ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنفُسَهُمْ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ البقرة [102] Listen
And they followed [instead] what the devils had recited during the reign of Solomon. It was not Solomon who disbelieved, but the devils disbelieved, teaching people magic and that which was revealed to the two angels at Babylon, Harut and Marut. But the two angels do not teach anyone unless they say, "We are a trial, so do not disbelieve [by practicing magic]." And [yet] they learn from them that by which they cause separation between a man and his wife. But they do not harm anyone through it except by permission of Allah. And the people learn what harms them and does not benefit them. But the Children of Israel certainly knew that whoever purchased the magic would not have in the Hereafter any share. And wretched is that for which they sold themselves, if they only knew. Al-Baqarah ( The Cow ) [102] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi