Jumat, 15/11/2024 - 02:38 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

SEJARAH

Kisah Baratayudha dan G30SPKI

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Pada 30 September 1965 terjadi peristiwa pembunuhan sejumlah petinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sehari kemudian, pada pagi hari pukul 07.00 WIB, Radio Republik Indonesia (RRI) menyiarkan berita mengagetkan. Isinya, Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) di bawah pimpinan Letnan Kolonel Untung dan resimen Cakrabirawa menggagalkan kudeta dewan jenderal.Wartawan senior Republika Alwi Shahab yang wafat pada 2020 lalu sempat mencatat suasana saat itu. Berikut tulisannya yang terbit di Harian Republika pada 2015:

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Berita lainnya seolah tidak terdengar lagi. Masyarakat fokus dan bertanya-tanya tentang berita tersebut. Saya dengar berita itu pada malam hari. Ketika itu, saya sempat menghadiri acara pidato Presiden Sukarno di Istora Senayan dalam rapat teknisi Angkatan Darat. Saya harus meliput acara tersebut karena itu tugas. Ketika itu, saya adalah wartawan pemula.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Waktu itu Bung Karno menceritakan kisah pertempuran Pandawa dan Kurawa. Bung Karno menjelaskan Arjuna dari pihak Pandawa pada mulanya tidak ingin berperang dengan Kurawa karena mereka adalah saudara. Bagi Arjuna, rasanya tidak mungkin menyerang saudara sendiri. Kurawa dan Pandawa berasal dari satu guru, yaitu Drona.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Namun, kemudian Arjuna mendapat bisikan yang diperangi adalah orang-orang yang berbuat jahat. Meskipun saudara, tapi berbuat jahat maka harus diperangi. Ini ucapan Bung Karno yang menggema di Istora ketika itu. Bung Karno menyitir kisah peperangan Baratayuda. Ini adalah perang besar di sebuah daerah bernama Kurukshetra yang terangkum dalam kisah Mahabarata.

Berita Lainnya:
Gak kapok! Erina Gudono lagi-lagi pamer makan mewah kala daya beli rakyat turun, netizen: Gak bisa empati
ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Arjuna kemudian mantap berperang melawan Kurawa. Dia akhirnya melepaskan panah untuk membunuh musuhnya. Peperangan ini dimenangkan Pandawa.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Sebelum Bung Karno berpidato, saya mendengar tokoh proklamator itu diisukan menderita sakit keras. Namun, entah bagaimana, di malam harinya, pada awal Oktober 1965 dia berpidato dengan penuh semangat.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Sebelum peristiwa pembunuhan sejumlah petinggi Angkatan Darat, kalangan pewarta sudah mendengar isu sejumlah jenderal yang merisaukan Bung Karno. Saya mendengar isu ini dari sejumlah pewarta senior.

Isu ini semakin terdengar ketika RRI mengeluarkan istilah dewan jenderal. Mereka dikabarkan memiliki pasukan yang siap dikerahkan untuk mengudeta pemimpin negara.

Tak mau kalah, PKI kemudian membentuk dewan revolusi. Mereka menyerukan seluruh prajurit harus membela dewan ini. Pangkat mereka akan dinaikkan satu tingkat. Namun, pangkat ini tidak lebih dari letnan kolonel.

Perseteruan antara dua dewan ini membuat Jakarta mencekam. Bayangkan saja, Ibu Kota yang biasanya penuh dengan aktivitas selama 24 jam, tiba-tiba dibatasi dengan jam malam. Masyarakat hanya boleh beraktivitas hingga pukul 18.00 WIB. Selebihnya, mereka harus tinggal di rumah. Tidak boleh keluar rumah di atas jam tersebut. Sambungan telepon pun dimatikan demi menjaga keamanan.

Berita Lainnya:
Doa Titiek Soeharto ke Prabowo: Semoga Senantiasa Diberi Petunjuk Allah

Mereka yang bisa beraktivitas pada malam hari diberikan sandi yang selalu berubah setiap hari. Saya ingat awal Oktober ’65 pada malam hari harus mengambil pernyataan untuk pers dari Kodam Jayakarta. Sebelum keluar rumah, saya terlebih dahulu menghubungi teman di marinir untuk menanyakan sandi pada malam itu. Sandi itu, misalkan, prajurit akan menanyakan siaga, kemudian harus dijawab waspada.

Nah, ketika malam hari itu saya keluar menuju sekitar Lapangan Banteng, di sebuah ruas jalan dekat Masjid Istiqlal mobil saya diberhentikan seorang prajurit. Kaca jendela langsung saya buka. Kemudian, saya sebutkan sandinya. Alhamdulillah, saya diperbolehkan lewat.

Saya kemudian mengambil pernyataan pers yang selesai dibuat pada pukul 22.00 WIB. Pernyataan itu berbunyi PKI dan organisasi pendukungnya akan dibubarkan.

Setelah itu, saya kembali ke rumah melewati Jl Kramat Raya. Sepanjang perjalanan, saya melihat situasi yang sepi sekali. Tak ada mobil dan sepeda motor yang biasanya memenuhi ruas jalan. Jakarta ketika itu hening.

Di sekitar Jl Kramat Raya, ada markas besar komite sentral PKI. Saya lihat kantor itu masih berdiri dengan kokoh. Bendera palu arit masih berkibar. Itu adalah kantor yang paling megah di Jl Kramat Raya. Beberapa hari kemudian, gedung itu dibakar massa. Sekarang gedung itu sudah menjadi sebuah hotel berbintang.

1 2

Reaksi & Komentar

سَلْ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَمْ آتَيْنَاهُم مِّنْ آيَةٍ بَيِّنَةٍ ۗ وَمَن يُبَدِّلْ نِعْمَةَ اللَّهِ مِن بَعْدِ مَا جَاءَتْهُ فَإِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ البقرة [211] Listen
Ask the Children of Israel how many a sign of evidence We have given them. And whoever exchanges the favor of Allah [for disbelief] after it has come to him - then indeed, Allah is severe in penalty. Al-Baqarah ( The Cow ) [211] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi