Sabtu, 16/11/2024 - 18:27 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Kisah Kesaktian Pangeran Diponegoro yang Luntur Usai Bercinta dengan Gadis Keturunan China

image_pdfimage_print

BANDA ACEH –  Cerita mengenai kesaktian Pangeran Diponegoro beredar luas di kalangan warga saat Perang Jawa terjadi (1825-1830). Salah satu mitos kesaktian Diponegoro adalah tidak mempan ditembak senjata milik Belanda.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Belanda tak percaya dengan kekebalan Pangeran Diponegoro mereka beranggapan Diponegoro mengenakan pakaian tempur dari besi.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Diponegoro sempat tertembak sampai dua kali dalam pertempuran. Namun di tubuh Diponegoro tak ditemukan bekas luka tembak. Dalam pertempuran ini pasukan Diponegoro bisa dikalahkan Belanda.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Namun dikisahkan usai bertempur di Perang Jawa, Diponegoro tertembak karena kekebalannya yang hilang.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Konon kesaktiaanya itu bisa sirna usai bersenang-senang dengan seorang perempuan Tionghoa yang menjadi tawanan pasukannya. Perempuan itu dikisahkan memang sengaja ditahan oleh pasukan Pangeran Diponegoro.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Oleh sang pangeran perempuan itu lantas diberdayakan sebagai juru pijat sebelum pertempuran Growok yang dahsyat itu di pertengahan Oktober 1826. Sebagaimana dikutip dari “Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro 1785 – 1825” dari Peter Carey.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Diponegoro menyesalkan perilaku bersenang-senang dengan perempuan Tionghoa ini. Bahkan sang pangeran sempat bersebadan dengan perempuan muda peranakan Tionghoa ini. Hal ini yang disebut Diponegoro sebagai biang keladi kekalahan pasukannya.

Berita Lainnya:
Hasto Singgung Ambisi Kekuasaan Jokowi dalam Disertasinya

Apalagi di peperangan itu ia mendapat dua luka yang juga disebut menandakan kekuatan spiritualnya telah hilang sementara. Pangeran Diponegoro pun mengalahkan adanya sosok perempuan ketika saudara iparnya Sosrodilogo mengalami kekalahan.

Pasalnya di bulan Januari 1828, sang saudara ipar ini mengabaikan perintah dan larangan untuk tidak berhubungan seks dengan perempuan Tionghoa.

Diponegoro menganggap Sosrodilogo tertimpa sial sebab memperkosa seorang perempuan peranakan di Lasem, setelah kota di pantai utara itu sempat diduduki tanggal 31 Desember 1827.

Hal ini membuat Pangeran Diponegoro meminta pada tawanan perang Belanda untuk bisa berbicara dalam bahasa Jawa Kromo, bukan bahasa Melayu, dan wajib berbusana gaya Jawa bukan gaya Eropa.

Sang pangeran juga wajib mempertimbangkan untuk masuk islam. Hal ini pula yang diharapkan Pangeran Diponegoro pada kaum etnis Tionghoa yang memihak perjuangannya karena proses menjadi seorang muslim sangat sederhana, mulai memotong kucir rambut, disunat, dan mengucapkan dua kalimat syahadat.

Sementara cerita lainnya menyebutkan, dalam suatu pertempuran Pengeran Diponegoro pernah tertembak oleh pasukan Belanda, peluru yang kena dadanya pecah berhamburan.

Berita Lainnya:
Rocky Gerung Sebut Aura Gibran Rakabuming Tenggelam Jauh dari Prabowo

Saat itu Pangeran sedang bersama Sentot Alibasyah Prawirodirdjo. Tiba-tiba sebuah tembakan mengenai dadanya, peluru itu pecah berhamburan.

Kuda Pengaran Diponegoro lalu berlari menuju tempat lain. Diponegoro pernah tertembak dua kali dalam pertempuran di Gawok pada 15 Oktober 1826.

Namun di tubuh Diponegoro tak ditemukan bekas luka tembak. Bahkan, seorang perwira pasukan Belanda dengan P.Diponegoro sedang duduk di tempat penahanannya di Makassar. Saat itu cuaca panas terik, Diponegoro melepas bajunya.

Perwira tadi melihat tidak ada bekas luka tembakan di badan Diponegoro tubuhnya bersih. Dia teringat pembicaraan dengan Jenderal De Kock bahwa tubuh Diponegoro dari besi.

Tak hanya kebal senjata, Pangeran Diponegoro juga sering lolos dari penyergapan. Diceritakan saat itu Diponegoro menyusul Basyah Mertonegoro ke Tanah Panjer melalui Bulu Bandung.

Kuda Jaya Capa seolah tidak mau bergerak dan kemudian ditarik oleh seorang Gamel (Penuntun kuda) bernama Sumatali. Keluar dari Bulu Bandhung Pangeran dicegat oleh pasukan Belanda dipimpin oleh Magilis. Para pembesar prajurit menyarankan agar pangeran kembali ke Bulu Bandhung, sebab jumlah pasukan lawan sangat besar.

Sumber: Gelora


Reaksi & Komentar

يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ البقرة [276] Listen
Allah destroys interest and gives increase for charities. And Allah does not like every sinning disbeliever. Al-Baqarah ( The Cow ) [276] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi