BANDA ACEH – Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah (Unmuha) Aceh, Taufiq A Rahim, menyebutkan bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mencari sasaran pelaku pidana korupsi.
Taufiq mengatakan, dalam rangka penanganan tindak pidana korupsi itu, KPK bahkan turun ke daerah memeriksa instansi dan kampus tak terkecuali di Aceh.
“Ini dianggap sebuah upaya menaikkan kepercayaan publik bahwa KPK terus bekerja untuk menyelamatkan uang negara yang dirampok oleh elite, penguasa maupun pejabat,” kata Taufiq, Senin (10/10/2022).
Ia menjelaskan, tindakan lembaga antirasuah ini tentu diapresiasi masyarakat. Hanya saja, kata dia, lembaga itu cuma berani menyasar pejabat-pejabat menengah ke bawa dan tidak berani menindak pejabat-pejabat besar.
“Sehingga ini terkesan dan memberikan gambaran bahwa, KPK hanya mencari tumbal kecil dan sedang, sementara yang besar-besar terkesan takut berhadapan dengan mereka,” ujar dia.
Padahal, tambah Taufiq, pejabat-pejabat elite sudah diperiksa berulang kali dan telah memenuhi dua alat bukti untuk ditetapkan menjadi tersangka tindak pidana korupsi. Namun lagi-lagi, menurutnya, KPK tak bergeming.
“Sudahlah KPK tidak perlu bersandiwara dan mencari tumbal-tumbal baru yang terkesan seolah-olah benar lembaga superbody hukum, tetapi beraninya sama yang receh-receh,” katanya.
Menurut Taufiq, rakyat semua mendukung jika KPK benar-benar menyelamatkan uang negara dari tindak pidana korupsi tanpa tebang pilih. Ada equality before the law terhadap semua koruptor pemangsa uang negara dan rakyat.
Ia mengingatkan lembaga yang dipimpin Firli Bahuri itu jangan hanya sekadar mencari atau menciptakan popularitas yang hanya masuk dan mencari bukti korupsi pada tempat yang sesuai selera KPK saja, sementara yang sudah diperiksa oleh KPK termasuk di Aceh berturut-turut dua tahun tanpa kejelasan hukum.
“Persis istilah “cicak versus buaya, hanya sekedar meningkatkan “trusted” terhadap publik dan rakyat. Maka cari tumbal-tumbal baru yang kira-kira berani dihadapi ibarat cicak kecil atau tikus parit mencari mangsa,” pungkasnya.[]