Isu utang ini juga menjadi bahan perdebatan hangat di masyarakat, yang memicu adu argumen di arena debat.
Situasi memanas ini segera diatasi oleh pihak keamanan dan panitia yang berjaga di lokasi.
Terdengar moderator berusaha melerai ketegangan antara dua kubu kandidat Pilgub Sulsel.
Hingga kemudian, tim keamanan berhasil meredam kedua kubu sebelum terjadi bentrokan fisik yang lebih serius.
Moderator pun mengingatkan seluruh pendukung untuk tetap tenang dan menghormati jalannya debat publik demi menjaga kondusivitas acara.
Meski terjadi insiden kecil, debat tetap berlangsung sesuai jadwal dengan pengamanan ketat.
Kedua kubu kembali duduk dan mengikuti jalannya debat dengan lebih tenang, meskipun suasana di antara para pendukung terlihat masih tegang.
Saling kritik
Dalam debat tersebut, kedua calon saling bertukar gagasan terkait visi-misi pembangunan Sulsel ke depan, dengan fokus pada isu ekonomi hijau dan tata ruang.
Andi Sudirman menekankan komitmennya pada ekonomi hijau sebagai landasan utama dalam kebijakan pembangunan.
Menurutnya, pembangunan berkelanjutan harus menjadi prioritas dalam merancang kebijakan yang ramah lingkungan.
Jika terpilih, ia berjanji memperkenalkan regulasi yang memfasilitasi ekonomi hijau.
“Salah satunya adalah penetapan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang membatasi wilayah-wilayah tertentu agar tidak ditambang, meskipun ada konsesi. Dengan begitu, area rentan kerusakan bisa terlindungi,” ujarnya.
Selain itu, Andi Sudirman mengusulkan agar pengaturan tata ruang seluruh wilayah Sulsel berada di bawah kewenangan Pemprov Sulsel untuk memastikan pengelolaan yang lebih terkendali dan berkelanjutan.
Pernyataan Andi Sudirman segera ditanggapi oleh Danny Pomanto yang mengkritisi kebijakan tata ruang yang dijalankan Andi Sudirman selama menjabat sebagai Gubernur Sulsel.
Danny menyoroti masalah pertambangan di wilayah Basse Sangtempe (Bastem), Luwu, yang menurutnya telah menyebabkan kerusakan lingkungan.
“Pak Andi Sudirman, Anda pernah menjabat sebagai Gubernur Sulsel. Bagaimana dengan kajian tata ruang di Bastem? Izin pertambangan yang diberikan di sana menyebabkan bencana, seperti banjir yang melanda Luwu,” kata Danny.
Danny juga mengkritik proses perencanaan tata ruang yang dianggapnya kurang melibatkan masyarakat.
Ia menyebut contoh warga di Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, yang merasa tidak dilibatkan dalam perencanaan yang berdampak besar pada kehidupan mereka.
“Saya berbicara dengan teman-teman di Seko, dan mereka mengatakan bahwa kawasan Rampi, Seko, dan Rongkong hampir selesai dipetakan, namun masyarakat tidak diajak berdiskusi,” ungkapnya.
Danny menegaskan bahwa masyarakat adat, yang memiliki pemahaman mendalam tentang tanah dan wilayah mereka, harus dilibatkan dalam perencanaan tata ruang.
Menurutnya, hal ini penting untuk mencegah terjadinya bencana alam yang berulang.
“Masyarakat adat memahami tanah ulayat mereka dan memiliki pengetahuan tentang pengelolaan wilayah yang bisa mencegah bencana. Jika mereka tidak dilibatkan, kita akan terus melihat kerusakan lingkungan yang berujung pada bencana,” pungkas Danny.
Debat yang berlangsung sengit ini menunjukkan perbedaan pandangan kedua calon terkait pengelolaan lingkungan dan tata ruang di Sulsel.
Bawaslu Ogah Urus Bentrokan di Luar Arena
Bawaslu Sulsel menyebut, bentrokan antarpendukung pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel di luar arena debat, bukan tanggungjawab Bawaslu Sulsel, melainkan tanggungjawab pihak keamanan atau kepolisian.
Komisioner Bawaslu Sulsel, Andarias Duma mengatakan pihaknya tetap mengawasi jalannya debat baik di dalam maupun di luar lokasi.
Bentrokan yang terjadi menjadi bahan evaluasi ke depannya.
Di luar arena debat, para pendukung saling lempar batu.
Andarias emikirkan opsi adanya penambahan pihak keamanan untuk menghindari riak-riak yang terjadi khususnya pada hari pencoblosan dan setelah pencoblosan.
Pasalnya, pada momen itu diprediksi biasanya terjadi protes oleh para pendukung pasangan calon.
“Yah nanti kita evaluasi ini bagaimana situasi keamanan ke depan Bawaslu akan berkoordinasi dengan pihak keamanan,” jelasnya.